Industri Manufaktur RI Meningkat, Ini Buktinya

Michelle Natalia, Jurnalis
Senin 03 Oktober 2022 19:51 WIB
Industri Manufaktur Indonesia. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan kegiatan manufaktur. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,7 pada September 2022 atau naik dari 51,7 pada Agustus 2022.

Bahkan, PMI Indonesia pada bulan September 2022 ini tercatat lebih tinggi dari rata-rata negara di ASEAN yang berada di posisi 53,5.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa PMI Indonesia masih solid mengalami pertumbuhan dan terus ekspansif.

"Ini menunjukkan perbaikan yang konsisten sektor industri manufaktur Indonesia, setidaknya beberapa bulan terakhir, dan juga percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi," ujar Airlangga di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Baca Juga: Revolusi Industri 4.0 Optimalkan Potensi Manufaktur RI

Capaian tersebut menandakan pertumbuhan pada aktivitas industri manufaktur yang didorong oleh pemulihan ekonomi yang berlanjut atas dampak dari krisis disrupsi rantai pasok dan pandemi COVID-19. Hal ini terkonfirmasi dengan adanya rata-rata peningkatan utilisasi sektor industri manufaktur di bulan Agustus 2022 sebesar 71,40% naik dibandingkan dengan 69,30% pada bulan Juli 2022.

Adapun sektor-sektor yang mengalami kenaikan utilisasi cukup tinggi antara lain Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, Industri Alat Angkut Lainnya, Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, Industri Makanan, Industri Minuman, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, Industri Karet dan Barang dari Karet dan Plastik, dan Industri Tekstil.

Rilis S&P Global PMI terkait PMI ASEAN menyatakan bahwa kondisi industri manufaktur ASEAN telah mengalami percepatan perbaikan dalam 1 tahun terakhir pada bulan September 2022. Perusahaan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam output produksi, order baru, aktivitas pembelian dan juga peningkatan ketenagakerjaan. Hal ini menunjukkan kepercayaan bisnis di wilayah ASEAN solid dan kuat. Rilis tersebut juga mengatakan bahwa perbaikan di sektor manufaktur untuk wilayah ASEAN telah terjadi untuk 12 bulan terakhir, konsisten secara berturut-turut dan berkesinambungan. Ini merupakan angka pertumbuhan tercepat sejak Oktober 2021, dan secara keseluruhan ekspansi manufaktur tercatat solid.

Baca Juga: Ekspansi Industri Manufaktur RI Terhambat Lockdown Covid-19 di China

Selain rilis data PMI oleh S&P, hari ini dari BPS juga merilis data realisasi inflasi Indonesia pada September yang tercatat sebesar 5,95% (YoY), masih cukup terkendali dibandingkan inflasi di berbagai negara yang relatif tinggi. Angka realisasi September ini juga lebih rendah dibandingkan perkiraan awal maupun konsensus Bloomberg yang sebesar 6,00% (YoY). Masih terkendalinya inflasi September ditopang oleh deflasi harga pangan bergejolak (Volatile Food) sebesar -0,79% (MtM) berkat extra effort yang dilakukan Pemerintah seperti gerakan tanam pangan, operasi pasar dan subsidi ongkos angkut.

“Secara bulanan, inflasi September terutama disumbang oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan, dan solar. Namun demikian, tekanan inflasi masih bisa tertahan oleh penurunan harga aneka komoditas hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai”, ungkap Airlangga.

Secara bulanan inflasi September 2022 sebesar 1,17% (MtM) merupakan tertinggi sejak Desember 2014 sebesar 2,46% (MtM), di mana pada saat itu inflasi juga didorong dari penyesuaian harga bensin dan solar yang dilakukan pada 17 November 2014.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya