JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai layanan sistem tap in dan tap out PT JLI (Jaklingko Indonesia) pada Transjakarta menuai masalah.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan insfratruktur yang ada belum memadai tapi sudah dipaksakan dan tanpa ada sosialisasi, mengakibatkan antrean panjang. Banyak penumpang yang dirugikan, baik dari segi waktu maupun uang.
Baca Juga: Minta Maaf Imbas Antrean Transjakarta, Wagub Ariza: Kami Evaluasi
"Pertama, dari segi waktu terjadi antrean saat akan masuk maupun keluar halte TJ karena tidak semua kartu bisa sukses taping sekali, memerlukan waktu yang lebih lama. Normalnya taping hanya butuh waktu 2 detik saja, tapi ada yang sampai 10 detik dan gagal," ujar Tulus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/10/2022).
Dia menyebut, kondisi seperti ini terutama terjadi pada sore hari di halte-halte yang sibuk, konsekuensinya makin mempanjang antrean.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Antrean Panjang di Transjakarta Akibat Penerapan Sistem Baru
Sambung Tulus, kondisi yang sama juga terjadi di layanan non koridor, mereka tidak bisa sukses taping sekali, akhirnya bus berhenti lebih lama dan itu berdampak terganggungnya lalu lintas di jalur tersebut.
"Kedua, dari segi uang, banyak penumpang mengeluhkan saldonya terpotong dua kali bahkan lebih, sehingga mereka merasa dirugikan TJ. Ketika komplen kepada petugas di halte, diarahkan mengadu ke nomer aduan yang dipasang di halte-halte. Bagi penumpang ini bukan solusi, karena ketika mengadu, sudah kehilangan pulsa, tapi uang belum tentu kembali," paparnya.
Ketua YLKI itu menuturkan, sistem tiketing yang belum siap ini akan merugikan pihak TJ sendiri. Tak ayal jika terjadi penurunan jumlah penumpang karena banyak yang meninggalkan TJ, tidak mau antre panjang dan repot ditaping masuk maupun keluar
Oleh karena itu, YLKI membuka posko pengaduan bagi konsumen TJ yang merasa dirugikan oleh sistem ticketing TJ yang baru tersebut.
(Feby Novalius)