Hadapi Badai, Ini Skenario Terburuk Ekonomi Versi Luhut hingga IMF

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Rabu 12 Oktober 2022 19:05 WIB
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Okezone)
Share :

Oleh karena itu, Luhut mengatakan pemerintah saat ini sedang menghitung dan menyiapkan skenario-skenario terburuk untuk menghadapi kondisi tersebut. Ia hanya meminta semua pihak kompak menghadapinya.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkap skenario terburuk ekonomi global tahun depan. IMF memperkirakan harga-harga barang konsumen di seluruh dunia naik 8,8% tahun ini, naik dari 4,7% pada 2021.

IMF menyebutkan sederet ancaman termasuk perang Rusia dan Ukraina, tekanan inflasi kronis, suku bunga yang buruk dan konsekuensi pandemi Covid-19 yang masih tersisa.

Badan pemberi pinjaman beranggotakan 190 negara itu memperkirakan bahwa perekonomian dunia hanya akan tumbuh 2,7% tahun depan, turun dari perkiraaan Juli lalu sebesar 2,9%.

Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak direvisi, masih pada angka 3,2% - turun tajam dari angka pertumbuhan tahun lalu sebesar 6%.

“Skenario terburuk baru akan terjadi,” kata kepala ekonomi IMF Pierre-Olivier Gourinchas dilansir dari VOA, Rabu (12/10/2022).

Tiga ekonomi besar – AS, China dan Eropa – melambat. Negara-negara yang mewakili sepertiga ekonomi dunia itu akan terkontraksi tahun depan, sehingga tahun 2023 “akan terasa seperti resesi” bagi banyak orang di seluruh dunia.

Dalam perkiraan terakhirnya, IMF memangkas prospek pertumbuhan AS menjadi 1,6% tahun ini, turun dari prediksi di bulan Juli sebesar 2,3%. IMF memperkirakan AS hanya akan tumbuh pada angka satu koma tahun depan.

Badan itu memperkirakan ekonomi China hanya akan tumbuh 3,2% tahun ini, turun drastis dari angka pertumbuhan tahun lalu sebesar 8,1%. Beijing telah menerapkan kebijakan nol-COVID yang kejam dan menindak pinjaman real estat yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas bisnis negara itu.

Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan meningkat menjadi 4,4% tahun depan – tergolong rendah untuk standar China.

Dalam pandangan IMF, ekonomi blok beranggotakan 19 negara Uni Eropa, yang menggunakan mata uang euro dan terseok-seok akibat harga energi yang meroket akibat serangan Rusia ke Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Moskow, hanya akan tumbuh 0.5% tahun depan.

Perekonomian dunia terombang-ambing sejak pandemi COVID-19 menghantam seluruh dunia pada awal 2020. Pertama, pandemi dan lockdown yang diakibatkannya menyebabkan perekonomian dunia terhenti pada musim semi 2020.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya