Sri Mulyani Ungkap Peluang dan Tantangan Menuju Ekonomi Rendah Karbon

Michelle Natalia, Jurnalis
Kamis 27 Oktober 2022 10:39 WIB
Sri Mulyani Ungkap Tantangan Menuju Ekonomi Rendah Karbon. (Foto: Okezone.com/Kemenkeu)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui transisi menuju ekonomi rendah karbon dan dekarbonisasi menghadirkan peluang sekaligus tantangan.

Peluang, karena ekonomi rendah karbon dapat mengkatalisasi pertumbuhan pasar yang penting termasuk teknologi energi bersih, meningkatkan kesempatan kerja di sektor berkelanjutan, dan juga mendukung transformasi sektor energi global. Namun terdapat juga tantangan, dikarenakan besarnya pembiayaan yang diperlukan untuk mengubah ekonomi berbasis fosil.

Baca Juga: Cara Kementerian ESDM Turunkan Emisi Karbon Jadi Nol pada 2060

“Sebagai Presidensi G20 tahun ini, Indonesia telah mempromosikan agenda energi transisi yang berkelanjutan, termasuk dengan mengembangkan kerangka keuangan transisi. Kami telah mengumumkan mekanisme transisi energi kami selama COP26 di Glasgow,” terang Sri saat menghadiri acara Governors Roundtable Meeting AIIB secara virtual, Rabu (26/10/2022).

Sri melanjutkan, platform Energy Transition Mechanism (ETM) dirancang untuk mempercepat penghentian pembangkit listrik tenaga batubara dan mempromosikan pengembangan energi terbarukan. Melalui platform ini diharapkan dapat memperoleh skema pembiayaan yang tepat dan pendekatan transisi yang menguntungkan baik bagi masyarakat, ekonomi regional serta lingkungan.

Baca Juga: Percepat Energi Bersih, RI-Jepang Kembangkan Bisnis LNG

"Kami sekarang bekerja dengan mitra pembangunan kami termasuk MDB melalui country platform ETM kami untuk mengimplementasikan program dan mengumumkan proyek percontohan yang dipilih dalam KTT G20 pada bulan November. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari AIIB dalam program ini. MDB termasuk AIIB, perlu berkolaborasi dan mendukung transisi ekonomi global yang tertib dan terjangkau menuju keberlanjutan,” jelas Sri.

Menurut Sri, AIIB perlu mendorong perkembangan iklim dan keselarasan instrumen keuangan yang berkelanjutan termasuk instrumen pasar modal yang berkelanjutan serta fasilitas pengurangan risiko. AIIB juga harus dapat memberikan bantuan teknis untuk membantu klien mempersiapkan proyek yang visible sehingga dapat dibiayai oleh bank.

“Untuk itu AIIB perlu terus membangun keahlian dan kapasitas internal termasuk menambah jumlah tenaga ahli dan staf di bidang ini. Kami berharap dapat melihat lebih banyak komitmen dari AIIB untuk mendukung anggota dalam program transisi energi dan ingin melihatnya tercermin dalam revisi berkelanjutan dari strategi sektor energi AIIB,” pungkasnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya