JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi Inspektur Upacara dalam rangka Upacara Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) ke-76 hari ini, Senin (31/10/2022).
"Hari ini giliran baju Bugis Makassar. Betapa indah dan kayanya budaya Indonesia. Berpose sebelum berangkat menjadi inspektur upacara Hari Oeang ke 76 di Kantor Pusat Kementrian Keuangan," ujar Sri melalui akun Instagramnya @smindrawati di Jakarta.
Terlebih, upacara kali ini adalah kali pertama pasca pandemi diselenggarakan upacara Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) ke-76 secara fisik.
"Ini mesti kita syukuri semua, meski pandemi belum berakhir, namun seluruh rakyat Indonesia dan pemerintah telah mampu mengelola pandemi tersebut sehingga selama 2 tahun kita mampu untuk mulai bangkit kembali," jelasnya.
BACA JUGA:Hadapi Resesi Global, Sri Mulyani: Kemenkeu Tidak Boleh Jadi Sumber Masalah
Dia juga menyebut bahwa ini tidak terlepas dari kerja keras dan doa dari seluruh jajaran pemerintahan, terutama Kementerian Keuanga, dan juga seluruh masyarakat Indonesia.
Namun, dia juga mengatakan bahwa semakin hari, tantangan semakin bertambah.
"Tema kita hari ini adalah "Sigap Hadapi Tantangan, Tangguh Kawal Pemulihan". Ini kita pilih karena meski mampu menghadapi pandemi, tantangan baru akan hadir dan harus kita sigap menghadapinya," jelasnya.
Dia menjelaskan ada tantangan yang dapat mencelakai atau menghambat pemulihan ekonomi nasional, sehingga perlu sigap dalam menghadapinya.
Maka dari itu, selain bersuka cita dalam momen HORI ke-76, perlu sigap menghadapi tantangan dan tangguh dalam mengawal pemulihan Indonesia.
"Karena setiap tantangan, apapun bentuknya, dia akan terus mencelakai terwujudnya kemerdekaan RI," bebernya.
Terlebih, setelah pandemi, ekonomi Indonesia pulih dengan cepat dan juga kuat. Tantangan baru yang hadir setelah pandemi ini tidak selalu lebih mudah.
Dia mencontohkan geopolitik dan ekonomi global yang mengalami tekanan bertubi-tubi pasti akan memberikan imbas kepada perekonomian Indonesia.
"Sebagai pengelola keuangan negara, kita harus sigap meresponnya. Kebijakan fiskal dan keuangan negara yang adaptif, responsif, dan fleksibel namun tetap akuntabel, transparan, dan tata kelola yang baik menjadi kunci untuk terus menjaga masyarakat Indonesia, perekonomian Indonesia, dan juga keuangan negara," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)