JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) optimis mampu menekan atau mengurangi impor bahan baku obat hingga di angka 20% pada 2024.
Saat ini impor bahan baku obat masih mendominasi sektor farmasi di dalam negeri.
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi menjelaskan upaya mengurangi impor tersebut seiring dengan target Holding BUMN Farmasi memproduksi 28 bahan baku obat pada 2024.
Saat ini perseroan baru memproduksi 12 bahan baku obat.
BACA JUGA:Harga Kedelai Masih Mahal, RI Impor 350 Ribu Ton
"Target kami di tahun 2024 bisa memproduksi 28 bahan baku obat, dari yang sekarang 12. Dan di tahun 2024 kita targetkan untuk bisa mengurangi 20 persen impor bahan baku di Indonesia," ujar Soleh Ayubi kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Menurutnya, upaya pemerintah menekan impor bahan baku obat sudah dilakukan beberpa tahun belakangan.
Misalnya, pada 2016 lalu pemerintah membentuk Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
KFSP merupakan pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Perusahaan ini adalah bentuk kerja sama dengan skema joint venture antara PT Kimia Farma Tbk dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan.
Adapun komposisi pemegang saham yaitu 75% milik Kimia Farma dan 25% milik Sungwun Pharmacopia Co Ltd.
"2016 Kimia Farma joint venture dengan Sungwun Pharmacopia, perusahaan farmasi dari Korea, spesifikasi memproduksi bahan baku obat," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)