Kemudian juga diakibatkan adanya penurunan permintaan beberapa produk manufaktur asal Indonesia seperti mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), kendaraan dan bagiannya (HS 87), berbagai produk kimia (HS 38), alas kaki (HS 64), serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84).
Mendag menyampaikan, RRT, India, dan AS menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2022 dengan total nilai ekspor ketiganya mencapai USD10,44 miliar dan kontribusi sebesar 44,52% terhadap ekspor nonmigas nasional.
Adapun beberapa pasar utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang tumbuh tertinggi pada Oktober 2022 (MoM) adalah Pakistan dengan kenaikan 83,66%, Myanmar (67,69%), Spanyol (43,68%), Turki (42,52%), dan Mesir (40,55%).
“Ditinjau dari kawasan, pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke kawasan Afrika Timur yang tumbuh 39,45%, Afrika Selatan 37,68%, dan Afrika Utara 36,76% MoM. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang di Benua Afrika masih potensial untuk dijadikan negara tujuan diversifikasi ekspor nonmigas Indonesia ke depannya,” kata Mendag.
Secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari–Oktober 2022 tercatat mencapai USD244,14 miliar atau meningkat 30,97% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 30,61% (YoY) menjadi USD230,62 miliar dan ekspor sektor migas yang naik 37,40% (YoY) menjadi sebesar 13,52 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)