Hanya saja, berjalannya waktu produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang diharapkan manajemen. Karena itu, Grab Indonesia pun mengambil langkah efisiensi dengan menutup lini bisnis tersebut.
"Saya ceritakan apa yang terjadi di Grab Kitchen iti berdiri 2018. Nah, dengan berjalannya waktu kami melihat ternyata tak sesuai apa yang diharapkan," ucap dia.
Meski keputusan sulit, lanjut Neneng, pihaknya harus mengambil langkah efisiensi untuk perbaikan bisnis perusahaan.
"Karena seperti Anda tahu yang namanya perusahaan digital teknologi, kita kan melakukan inovasi, kita mencoba, dan melihat hasilnya. Kalau boleh pinjam kata kata mas Lodrik sama mbak Mia itu adalah produk market fit," tutur dia.
(Taufik Fajar)