Dia juga menyebut stimulus fiskal berupa dana dari APBD segera dicairkan untuk memacu kegiatan ekonomi masyarakat.
"Saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian), tolong ini cek satu per satu, ada persoalan apa," jelasnya.
Dia juga mempertanyakan mengapa dana APBD di bank pada akhir November 2022 meningkat menjadi Rp278 triliun.
Di tahun-tahun sebelumnya, katanya, jumlah dana APBD yang masih tersimpan di bank pada periode serupa hanya sekitar Rp210 triliun-Rp220 triliun.
"Ini sudah melompat tinggi sekali. Ini cost of money kayak gini. Biaya uang itu gede banget," bebernya.
Adapun Jokowi menyebutkan realisasi belanja Pemerintah pusat baru sebesar 76%, sedangkan belanja daerah baru 62%.
Dia meminta realisasi belanja segera dipercepat agar memberikan manfaat ke kegiatan ekonomi masyarakat.
"Ini sudah Desember lho, besok (Kamis) sudah Desember, hati-hati. Artinya, kita pontang-panting cari arus modal masuk, lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini keliru besar," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)