JAKARTA - Laba BUMN hingga kuartal III-2022 mencapai Rp155 triliun (belum diaudit). Angka ini dikonfirmasi Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.
Erick mengatakan, laba konsolidasi BUMN menjadi bukti transformasi BUMN yang menghasilkan kinerja positif dan berkontribusi besar pada makro ekonomi nasional.
Baca Juga: Erick Thohir Dapat Anggaran Rp260 Miliar di 2023 Naik 31%, untuk Apa Saja?
"Capaian dan kontribusi ini menjadi bukti adanya konsolidasi, efisiensi, dan fokus pembangunan ekosistem di BUMN," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/12/2022).
Laba konsolidasi Rp155 triliun meningkat dari laba konsolidasi pada tahun lalu yakni Rp125 triliun. Sementara pada 2020, hanya mencatatkan pada angka Rp13 triliun.
Capaian apik ini terlihat pada kontribusi BUMN kepada negara. Di mana, untuk 3 tahun terakhir (2020-2022), total kontribusi BUMN sebesar Rp1.198 triliun. Angka ini terdiri atas pajak, bagi hasil, PNBP, dan dividen.
"Artinya lebih tinggi Rp68 triliun dari kumulatif 3 tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun," ujarnya.
Erick mengatakan, kinerja positif BUMN juga tergambar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurutnya, performa BUMN lebih unggul daripada sektor swasta.
Erick menyampaikan capital gain emiten BUMN tercatat sebesar 8,2% dengan kumulatif dividen mencapai 9,8%. Sedangkan return atau total pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18% atau lebih baik ketimbang sektor swasta yang hanya sebesar 10,8%.
"Ini yang menggembirakan, kalau lihat benchmarking private sector di bursa, capital gain dan kumulatif dividen, konsolidasi BUMN kita returnnya bisa 18%. Artinya lebih baik dari private sector yang di mana capital gain dan kumulatif dividen sebesar 10,8%," ucap dia.
(Feby Novalius)