Data pada awal pekan menunjukkan bahwa aktivitas industri jasa-jasa AS secara tak terduga meningkat pada November, yang mendorong spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga lebih besar dari yang diproyeksikan baru-baru ini.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan kenaikan 50 basis poin oleh The Fed pada minggu depan dan memproyeksikan suku bunga acuan sedikit di atas 5% pada Mei 2023.
"Pagi ini data neraca perdagangan China bulan November yang diekspektasikan terjadi penurunan aktivitas ekspor dan impornya juga memberikan sentimen negatif ke pasar," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.650 per USD dengan potensi penguatan Rp15.580 per USD.
(Dani Jumadil Akhir)