JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap Indonesia memiliki bekal dalam menghadapi awan gelap ekonomi 2023. Kesuksesan leadership Indonesia mengorkestrasi gelaran akbar Presidensi G20 telah membuat Indonesia mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional dan semakin berperan penting untuk berkontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia.
Presidensi G20 Indonesia juga berhasil menelurkan hasil konkret diantaranya yakni Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), pandemic fund, financial intermediary fund, Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Asia Zero Emission.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kepiawaian Indonesia memposisikan diri di tengah gejolak geopolitik global. Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia pada Juni lalu dan diundangnya Ukraina sebagai invitee dalam Forum G20 telah memperlihatkan kemampuan Indonesia untuk menjadi negara penengah dan pada akhirnya KTT G20 Indonesia mampu menghasilkan deklarasi yang dapat diadopsi semua negara anggota. Resonansi positif Forum G20 juga terus berlanjut dalam KTT APEC di Bangkok yang menghasilkan APEC Leaders' Declaration 2022 dengan mengadopsi penuh G20 Bali Leaders’ Declaration.
“Negara lain melihat Indonesia menyelesaikan persoalan dengan komunikasi, dengan softpower. Nah, ini dikelola secara baik oleh Bapak Presiden,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip di Jakarta, Minggu (11/12/2022).
Momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia juga mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga berhasil menembus angka 5,72% (yoy). Pertumbuhan impresif tersebut juga diikuti dengan penurunan inflasi hingga ke titik 5,42% (yoy) pada November 2022. Sementara itu, cadangan devisa yang positif, neraca perdagangan yang telah mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut, dan neraca pembayaran yang positif juga menguatkan sinyalemen ekonomi Indonesia dalam posisi yang sangat baik.