JAKARTA - Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022 lalu membawa banyak dampak besar, terutama ke harga minyak mentah.
Diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga dan eksportir kedua. Sehingga ketika Rusia memiliki konflik menyebabkan pasokan yang rendah.
Adapun dampak yang ditimbulkan salah satunya adalah imbas konflik mereka terhadap pelonjakan minyak dunia yang menembus angka USD105 per barel.
Dari hal itu memperburuk suasana dengan munculnya kekhawatiran terhadap gangguan pada pasokan energi global.
BACA JUGA:Kaleidoskop 2022: Penerapan Kendaraan Listrik Didorong KTT G20
Tercatat minyak Brent April, terangkat USD2,24 atau2,3% menjadi USD99,08 per barel. Sedangkan WTI AS pada pengiriman Maret naik 71 sen atau 0,8% menjadi USD92,81 per barel, ini juga menurun dari sebelumnya mencapai USD100,54 per barel.
Harga BBM diancam mengalami kenaikan usai berita minyak Brent tembus sampai USD110,01 per berel.
Sementara itu, WTI AS mengalami lonjakan dan penurunan yang kemudian menetap sementara di USD100,37 per barel. Kenaikan harga komoditas minyak ini merupakan dorongan AS dan Uni Eropa terhadap Rusia.
"Masalah seputar pembiayaan perdagangan dan asuransi - itu semua berdampak pada ekspor minyak dari Laut Hitam. Guncangan pasokan sedang berlangsung," kata ekonom Westpac Justin Smirk, 2 Maret 2022.
Karena isu dunia terkait kelangkaan minyak, Indonesia tidak luput dari dampaknya.
Dikhawatirkan pasokan ke Indonesia kekurangan.