Siapa yang Pertama Kali Membangun Pasar Senen? Ini Orangnya

Fayha Afanin Ramadhanti, Jurnalis
Kamis 29 Desember 2022 22:09 WIB
Siapa yang Pertama Kali Mendirikan Pasar Senen. (Foto: Okezone.com/Antara)
Share :

JAKARTA – Siapa yang pertama kali membangun Pasar Senen menarik untuk dibahas. Pasalnya diketahui bahwa Kompleks Pasar Senen di Jakarta Pusat telah 287 tahun lamanya menjadi simpul penggerak ekonomi utama wilayah Ibu Kota.

Hal itu karena letaknya yang strategis yaitu berada di pusat kota membuat Pasar Senen termasuk dalam jantung ekonomi Ibu Kota.

Pasar Senen juga sangat dekat dengan Istana Negara dan Istana Kepresidenan membuatnya menjadi ikon Jakarta. Dulunya pasar Senen didominasi oleh para pedagang Tionghoa yang hanya berdagang pada hari Senin.

Maka muncul sebutan pasar ”snees” yang merupakan julukan orang Belanda terhadap warga Tionghoa. Namun pada akhirnya pasar ini lebih populer dikenal sebagai Pasar Senen karena aktivitas pasar hanya ramai setiap hari Senin.

Baca Juga: H-5 Jelang Libur Natal, Penumpang Stasiun Pasar Senen Tak Terlalu Ramai

Pada masa itu, Pasar Senen memiliki banyak permasalahan. Mulai dari permasalahan lalu lintas hingga tempat parkir kendaraan yang berantakan karena ruang yang terbatas. Pasar sayur juga tidak teratur, selalu becek, dan banyak sampah. Los dan kios pun tidak memenuhi syarat kesehatan sama sekali.

Dengan begitu dibangun lah proyek Senen dengan tujuan menghilangkan satu daerah di pusat kota yang tidak memenuhi syarat, serta membangun sebuah pusat perdagangan yang sesuai dengan kebesaran bangsa Indonesia.

Lantas siapa pendiri Pasar Senen? Berikut ulasannya, dirangkum Okezone, Kamis (29/12/2022):

Semua bermula pada 1735 di mana seorang tuan tanah kaya asal Belanda, Yustinus Vinck, membangun sepasang pasar “kembar” di Batavia, yakni Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang.

Menurut buku Rentjana Dasar Pembangunan Proyek Senen, Pasar Senen dijadikan penanda modernisasi kota yang digagas Gubernur DKI Mayjen TNI Soemarno Sosroatmodjo.

Baca Juga: 7 Fakta Tobatnya Bang Mandor Preman Pasar Senen: Berulang Kali Hampir Meninggal, Kini Sukses Tambak Udang

Kala itu, gubernur mengajak pihak swasta untuk bersama-sama membangun Ibu Kota.

Kawasan Senen yang memang sudah berkembang menjadi pusat perekonomian pun menjadi sasaran, karena saat itu kawasan Pasar Senen dinilai kumuh dan tidak layak.

Mendiang Ciputra yang pada masa itu masih terbilang baru di bidang properti nampaknya tertarik dengan proyek tersebut. Dia datang dari Bandung dan memberanikan diri bertemu dengan gubernur di Balai Kota. Akhirnya Ciputra bisa mendapatkan proyek tersebut.

Sayangnya Ciputra hanya mampu memindahkan pedagang, mendata penghuni, dan memindahkan warga yang bermukim di sana.

Banyak tantangan yang Ciputra hadapi dalam menjalani proyek ini. Salah satunya ada seorang yang mengaku tentara menolak pindah dari tanah kediamannya. Orang itu mendatangi Ciputra dan meletakkan pistol di meja kantornya.

Seorang Makelar juga ikut berulah dengan memengaruhi orang-orang agar tidak membebaskan tanah mereka untuk proyek Senen.

Persoalan itu membuat Gubernur DKI Jakarta yang kala itu dijabat oleh Ali Sadikin turun tangan. Dia memanggil si Makelar ke Balai Kota dan memberinya tamparan.

Sejak saat itu tidak ada lagi yang menghalangi proyek Senen.

Banyak peristiwa kebakaran terjadi di Pasar Senen. Diantaranya yaitu pada 1974 terjadi kerusuhan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari). Hal itu menyebabkan Pasar Senen terbakar untuk pertama kalinya.

Selanjutnya pada 23 November 1996, Pasar Senen Blok IV dan V kembali terbakar. Tahun 2003, terjadi kebakaran di Blok IV dan V. Kemudian tahun 2010 juga terjadi kebakaran.

Tahun 2014, Blok III terbakar. Tahun 2016, kebakaran di Pusat Grosir Senen Jaya. Terakhir, pada 2017, Blok I dan II terbakar.

Kebakaran tersebut membuat pemerintah merevitalisasi Pasar Senen, khususnya Blok I dan II yang direvitalisasi dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/ TOD).

Konsep TOD itu dirancang untuk memperbaiki moda transportasi yang ada sekaligus menata pedagang kaki lima. Dengan konsep itu, Pasar Senen diharapkan menjadi poros perdagangan yang hidup.

Kini Pasar Senen semakin maju dengan koneksi intermoda paling lengkap, mulai dari terminal bus, stasiun KRL Commuterline, hingga LRT Jakarta. Dengan begitu pergantian moda transportasi akan lebih mudah.

Harapan yang Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sampaikan adalah Pasar Senen kelak dapat menjadi salah satu ikon sentra perdagangan di Jakarta.

"Oleh karena itu, saya berharap lokasi ini kelak menjadi multifungsi serta bisa menjadi salah satu ikon sentra perdagangan di Jakarta," ujar Anies.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya