Mengutip buku panduan investasi yang diterbitkan oleh Badan Otorita IKN, kebutuhan pembiayaan lewat Investasi mencapai Rp466 triliun. Sedangkan APBN hanya menanggung 20% dari total pembiayaan pembangunan untuk infrastruktur dasar.
Teranyar, Badan Otorita hingga saat ini telah mengantongi 71 LOI (Letter of Intent) atau pengajuan minat investasi, baik dalam negeri maupun pengusaha dari luar negeri. Ada 11 perusahaan asal Malaysia yang menyampaikan minat belum lama ini setelah bertemu presiden Joko Widodo.
Sebelas perusahaan tersebut adalah Aliance MEP, Berjaya, Boustead Properties, Carsome, HCM Engineering, i2 Energy, Olympic Cable, Pharmaniaga, Reneuco, Success Electronics & Transformer Manufacturer dan Tenaga Nasional.
Sebelas investor dari Malaysia tersebut berminat menanamkan modalnya di berbagai sektor, antara lain pengelolaan sampah (waste managemen), infrastruktur telekomunikasi, properti, jalan raya, layanan kesehatan dan farmasi, energi terbarukan, hingga ke platform e-commerce.
Sebelumnya Wakil Kepala Otorita IKN juga mengabarkan bahwa ada 3 Investor asal Korea dan 2 dari Indonesia dengan total Investasi Rp41 triliun. Mereka adalah Summarecon, konsorsium lokal Risjadson Group Nusantara, dan Land and Housing dari Korea.
Menurut Dhony mereka akan melakukan investasi pada pembangunan tahap awal, yang menjadi adalah perumahan untuk para ASN, akses air minum, kelistrikan, telekomunikasi, pengelolaan limbah dan transportasi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)