JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menugaskan Perum Bulog menyerap 2,4 juta ton beras dalam negeri per tahunnya.
Jumlah tersebut diperuntukkan untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso alias Buwas mengatakan jumlah tersebut lebih tinggi dari serapan beras sebelumnya yang berada di kisaran 1 juta - 1,5 juta ton per tahunnya.
"Pelaksanaan tugas ini hasil keputusan, jadi kemarin kita sudah ada penugasan dari Bapanas bahwasanya stok yang tadinya hanya 1 juta -1,5 juta diputuskan oleh Bapanas adalah 2,4 juta ton ada cadangan di Bulog, jadi ini untuk CBP," ujar Buwas saat rapat kerja dengan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI, Senin (16/1/2023).
BACA JUGA:Strategi Bapanas Kembangkan Komoditas Cabai
Namun begitu, Buwas menilai keputusan Bapanas belum final.
Dia sendiri pun tidak memberi penjelasan komprehensif terkait argumentasi ini.
"Ini juga belum menjadi keputusan yang final," katanya.
Buwas mencatat dalam ketentuan penyaluran beras Bulog berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38 bahwasanya usia beras sudah 4 bulan bisa dijual di bawah harga atau kurang dari harga pembelian.
Di mana, BUMN Pangan ini akan melepas harga beras medium di pasaran sebesar Rp8.000 per kilogram (Kg) atau di bawah harga Rp8.300 per (Kg).
"Artinya yang dulu kita pengadaan belinya Rp8.300 begitu 4 bulan kita stop, itu kita lepas dengan harga Rp8.000 atau di bawah harga 8.300, nanti selisihnya diganti oleh pemerintah. Apabila ini bisa berjalan tentunya kami punya keyakinan tidak akan lagi terjadi beras yang turun mutu," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)