JAKARTA - Harga emas turun pada akhir perdagangan Selasa. Harga emas jatuh dari level tertinggi di tengah harapan Federal Reserve AS akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif untuk menaikkan suku bunga ke depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange turun USD11,80 atau 0,60% menjadi USD1.909,90 per ounce.
Baca Juga: Emas Antam Turun Ceban, Paling Murah Dijual Rp566.000
Hagra emas juga tertekan indeks dolar AS yang naik 0,20%. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami melihat ini sebagai lebih dari sedikit kemunduran dalam tren gerakan menyamping lebih tinggi. Kami percaya kombinasi dari pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi terus mendukung lingkungan positif yang mendasari kami," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Antara, Rabu (18/1/2023).
Baca Juga: Harga Minyak Turun 1,3%, Brent Dibanderol USD84,2/Barel
Dengan suku bunga The Fed yang lebih rendah diterjemahkan ke dalam pengembalian yang lebih rendah pada aset-aset berbunga seperti obligasi pemerintah, investor mungkin lebih memilih emas dengan yang memberikan imbal hasil nol.
Para pedagang memperkirakan peluang 90,6% untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed pada Februari dan memperkirakan suku bunga memuncak di 4,94% pada Juni. Sementara sebagian besar pejabat Fed memperkirakan suku bunga di 5,0% ke tahun depan.
Sementara itu, Chief Executive Officer Citigroup Inc, Jane Fraser mengatakan, Federal Reserve AS dapat memperlambat kenaikan suku bunga di akhir musim semi atau awal musim panas.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi China merosot sepanjang 2022, tetapi para pejabat di Forum Ekonomi Dunia mengatakan pembukaan kembali negara itu dapat mendorong pertumbuhan global melampaui ekspektasi.
Pembelian emas di China biasanya meningkat menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung mulai 21 Januari.
"Kami perkirakan harga emas akan cenderung di sekitar 1.950 dolar AS per ounce pada tahun 2023," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
(Feby Novalius)