Sebab jika harga rumah naik dan berujung pada terkoreksinya permainan, dikhawatirkan bakal berdampak pada cash flow perushaan.
Oleh karena itu, kenaikan harga rumah diangka 3% merupakan titik keseimbangan antara demand dan suply.
"Kalau ada suku bunga, kita berusaha tidak menaikkan, karena kita juga belum tahu berapa kenaikan interest pinjaman, karena Himbara belum naikan, bunga rerata masih di 7% untuk KPR," lanjut Totok.
Sekedar informasi, sejak bulan Agustus 2022 hingga Januari 2023 BI secara akumulatif sudah menaikan suku bunga sebanya 225 basis poin atau 2,25%.
Hal itu merupakan upaya perlawanan rupiah untuk tetap kuat menghadapi nilai tukar dolar.
Targetnya dengan kenaikan suku bunga sebanyak 225 basis poin tersebut, inflasi inti dapat ditekan diangka 2-4% pada semester I-2023, dan inflasi IHK di angka 2-4% pada semester II-2023.
"Kenaikan suku bunga, asal masyarakat ada kemampuan dunia bisnis ada kemampuan tidak ada masalah, yang jadi masalah itu jual barang tidak ada yang beli," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)