RI Bakal Punya PLTA 1.400 MW di Kaltara, Luhut: 2027 Stop Impor Petrokimia

Zuhirna Wulan Dilla, Jurnalis
Rabu 01 Februari 2023 18:39 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor produk petrokimia pada 2027 dengan mulai dibangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.

"Tanggal 27 bulan ini Presiden akan ke Kalimantan (Kalimantan Utara) untuk melihat groundbreaking 1.400 MW hydropower. Kita akan membangun industri petrokimia terbesar di sana. Kita tidak akan lagi mengimpor petrokimia pada 2027," kata Luhut dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta yang dikutip Antara, Rabu (1/2/2023).

Luhut mengatakan kawasan industri Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Tanah Kuning, Kalimantan Utara, akan menjadi kawasan industri terintegrasi terbesar di dunia, termasuk pembangunan smelter bauksit dan industri petrokimia.

 BACA JUGA:Industri Petrokimia Butuh 2.800 Tenaga Kerja

"Kita hampir punya semuanya di sana (Kaltara), karena kita butuh sekitar 1,4 juta ton minyak per hari untuk bisa mencapai target 2027-2030," ucapnya.

Adapun total potensi investasi di kawasan tersebut mencapai 132 miliar dolar AS, dengan potensi 10 ribu MW listrik dari tenaga air (hydropower), 10 ribu MW listrik dari panel surya dan 2,9 TCF gas.

Di sisi lain, kawasan industri Kaltara juga akan menjadi lokasi pembangunan smelter bauksit yang akan masif didorong pada 2023-2024 menyusul kebijakan larangan ekspor yang akan diterapkan pada Juni 2023.

Adapun soal hilirisasi bauksit diharapkan dapat mendorong peningkatan produk aluminium guna mendukung hilirisasi industri di dalam negeri.

Di mana hilirisasi mineral di Indonesia dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya