JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan Danu Kerthi Buleleng di Bali yang menghabiskan anggaran Rp820,8 miliar. Presiden Joko Widodo menjelaskan kapasitas tampung bendungan ini 5,1 juta m3 dan luas genangannya kurang lebih 29,8 hektare yang ini akan mengairi sawah 588 hektare.
"Jadi bendungan ini dipakai untuk irigasi sawah dan untuk mengurangi banjir," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (3/2/2023).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengatakan selain dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, Bendungan Danu Kerthi juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
Bendungan Danu Kerthi memiliki manfaat untuk mereduksi banjir sebesar 156,86 m3/detik, menyediakan air baku dengan debit 510 liter/detik, menambah cadangan listrik (PLTM) sebesar 0,54 MW, kawasan konservasi, dan potensi pariwisata baru di Bali utara.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan satu keunggulan Bendungan Danu Kerthi dari bendungan lain adalah inti bendungan menggunakan teknologi aspal yang menjadi pertama dibangun di Indonesia (Asphalt Core Concrete Embankment Dam - ACCED).
"Teknologi ini bisa menjadi contoh untuk pembangunan bendungan lain di Indonesia karena lebih murah dan lebih stabil (flexible). Ini bendungan ke 36 dari total 61 bendungan yang dibangun. Kami harapkan inovasi ini nanti menjadi lebih murah," kata Jarot Widyoko.
Bendungan Danu Kerthi merupakan bendungan dengan tipe Zonal Inti Tegak dengan panjang 260 meter dan tinggi puncak 70 meter, dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda dengan diameter 4,50 meter panjang 3,55 meter.
Bendungan ini dibangun sejak 2018 dengan biaya Rp820,8 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Pembangunan Perumahan (PP) - PT. Adijaya (KSO).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)