Dengan pola tersebut, diyakini industri petrokimia di dalam negeri terus tumbuh.
"Artinya produksi minyak tidak boleh turun, paling tidak harus stabil. Kalau nanti kebutuhan motor mobil dll, rumah listrik dan segala berkurang 50 persen, tapi petrochemical naik. Kita ada hasilnya, dan itu untuk meningkatkan produksi kita," ucap dia.
Adapun turunan petrokimia dapat digunakan di sektor farmasi. Khususnya, untuk pembuatan obat-obatan.
Dalam rencana strategis (renstra) Kementerian Perindustrian 2020-2024, salah satu prioritasnya adalah pengembangan daya saing industri petrokimia.
Langkah sinergi antar perusahaan lokal pun didorong.
Pemerintah mendukung kerja sama antara Pertamina melalui anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keduanya telah menandatangani head of agreement (HoA) pada 2021 lalu terkait pengembangan industri petrokimia.
Mantan bos Inter Milan itu memang mengakui jika industri petrokimia di Tanah Air masih kalah bersaing dengan perusahaan serupa di banyak negara. Padahal pemanfaatan bahan baku yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi itu dapat digunakan di sektor lain.
(Zuhirna Wulan Dilla)