Menurutnya, pemerintah memiliki cukup modal untuk kembali mengaktifkan dan mengembangkan blok migas di Kepulauan Tanimbar, Maluku, tersebut. Namun, melalui kerja sama dengan investor strategis.
"Kalau saya sangat mendukung karena blok itu gas, yang sudah tidak produksi maksimal puluhan tahun, percuma kita ngasih kesempatan orang investasi tidak dilakukan investasinya, itulah kenapa kalau tidak serius, ya udah kita aja yang mayoritas, kita punya uang kok sekarang negara," tuturnya.
Pencarian mitra baru pengganti Shell ini, sudah dilakukan Kementerian ESDM sejak tahun lalu. Saat itu pemerintah melakukan roadshow ke berbagai investor. Di antara investor yang berminat adalah Pertamina dan Petronas.
Pemerintah mengharapkan dengan adanya kerja sama dengan berbagai KKKS, dapat mendorong blok migas ini dapat berjalan segera mungkin. Adapun pemerintah menargetkan pengganti Shell di Blok Masela dapat ditetapkan pada semester I/2023 mendatang.
(Taufik Fajar)