JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melarang Dewan Direksi menutupi kebobrokan perusahaan pelat merah. Bahkan Erick meminta manajemen bersikap terbuka kepada masyarakat.
Dia juga mengimbau seluruh BUMN harus memiliki media massa. Infrastruktur itu dinilai penting karena menjadi sarana informasi terkait aksi korporasi, program, hingga hal-hal yang patut dipublikasikan.
BACA JUGA:
"Direksi harus menjadi bagian dari ini (media massa), saya meminta semua BUMN punya infrastruktur media, bukan menutupi kebobrokan, yang baik harus disampaikan," ujar Erick dalam BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2023 Jakarta, Kamis malam (9/3/2023).
Erick menilai hingga tahun ketiga dirinya memimpin Kementerian BUMN, banyak perseroan negara cenderung menutup diri dengan media massa. Padahal, sarana ini penting untuk menyampaikan informasi yang akurat ke publik.
BACA JUGA:
"Tahun ketiga BUMN banyak kurang terbuka, kurang terbuka, saya mohon kalian harus terus perbaiki, ini tahun ketiga, dan saya berharap sesudah saya jadi Menteri apa yang sudah kita lakukan tidak berjalan, kebiasaan bangsa kita padahal ini penting," katanya.
Dia juga menyinggung aksi pamer kemewahan yang dilakukan sejumlah pejabat negara belakangan ini. Aksi itu pun mengundang reaksi keras dari masyarakat.
Erick menekan bahwa pamer kemewahan tidak sejalan dengan nilai utama BUMN yakni AKHLAK. Menurutnya, manajemen BUMN dan pegawai BUMN merupakan wajah dari BUMN itu sendiri. Untuk itu, Erick meminta BUMN memberikan teladan yang baik bagi masyarakat.
"Sekarang lagi sering gonjang-ganjing bagaimana pamer-pamer di sosial media. Artinya masyarakat peduli, ketika ada ketidaksetaraan. Kalian suka tidak suka juga pejabat publik yang bukan mempertontonkan kemewahan tapi harus jadi bagian solusi," tutup dia.
Dengan jumlah pegawai mencapai 1,6 juta orang, dia yakin BUMN dapat menjadi garda terdepan dalam membangun citra positif tentang Indonesia kepada masyarakat maupun dunia internasional.
(Taufik Fajar)