Selain itu pihak Tupperware mengatakan tidak memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasinya kecuali dapat memperoleh dana tambahan dalam beberapa hari mendatang. Perusahaan mengatakan sedang mempertimbangkan untuk melakukan PHK dan menjual beberapa portofolio real estatnya untuk menghemat uang.
Manajemen memperkirakan bahwa perusahaan mungkin tidak memiliki likuiditas yang memadai dalam waktu dekat. Maka dari itu, disimpulkan bahwa ada keraguan substansial tentang kemampuan Tupperware untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.
Sebagai informasi, upperware alami kerugian setelah pergerakan sahamnya anjlok hampir 50% pada perdagangan Senin waktu setempat. Dengan demikian selama setahun terakhir, saham Tupperware turun hingga 90%.
Hal ini terjadi setelah manajemen mengalami tekanan dan membuat prospek kinerja perusahaan yang suram.
Mengutip CNN, Bursa New York, produsen peralatan rumah tangga ini telah berusaha sampai merekrut penasihat keuangan untuk mengatasi keraguan akan substansial tentang kemampuan perusaahaan apakah bisa untuk terus beroperasi.
Di sisi lain, pihak Bursa Efek New York pun sudah memperingatkan bahwa saham Tupperware terancam dihapuskan dari daftar saham, sebab manajemen perusahaannya tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan.
(RIN)
(Rani Hardjanti)