JAKARTA – Ekonomi Indonesia kembali menunjukkan tren yang kuat pada kuartal I-2023 sebesar 5,03% (yoy).
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa angka ini melampaui sebagian besar prediksi analis pasar serta berada di atas China yang tumbuh 4,5% pada triwulan yang sama.
Kuatnya pertumbuhan ekonomi triwulan I didukung oleh aktivitas konsumsi masyarakat. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,5% (yoy), menguat dibanding pertumbuhan triwulan I 2022 (4,3%) dan tumbuh positif 0,2% secara quarter-to-quarter.
“Hal ini mencerminkan terjaganya penguatan daya beli masyarakat yang ditopang olehstabilitas harga di dalam negeri serta meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja. Dalam hal ini, APBN berperan penting baik sebagai shock absorber dalam meredam tekanan inflasi global maupun dalam mendorong penguatan aktivitas ekonomi,” jelas Sri di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Di sisi lain, konsumsi prmerintah kembali tumbuh positif sebesar 4,0% (yoy), mendorong aktivitas sektor swasta. Percepatan penyerapan belanja APBN, khususnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS), mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan ini.
Komponen belanja APBN yang termasuk ke dalam konsumsi pemerintah, seperti belanja barang tumbuh tinggi sebesar 36,4% serta belanja pegawai tumbuh 1,2%.
"Selain itu, belanja negara terus dioptimalkan untuk mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat melalui program bantuan sosial," ungkap Sri.
Hal ini juga menunjukkan bahwa konsolidasi fiskal yang dilakukan oleh pemerintah di tahun 2023 tidak menahan laju percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekspor bersih menjadi kontributor terbesar kedua pertumbuhan ekonomi setelah konsumsi rumah tangga. Ekspor riil masih tumbuh kuat sebesar 11,7% (yoy) pada triwulan I 2023.
"Meskipun harus dihadapkan dengan perlambatan perekonomian dunia dan tren moderasi harga komoditas, pertumbuhan volume ekspor hilirisasi SDA seperti besi baja (HS 72) tumbuh kuat sebesar 8,9% pada triwulan I," tambah Sri.
Kinerja positif ekspor memberikan hasil yang baik bagi neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus USD12,19 miliar sepanjang triwulan I 2023. Ekspor jasa juga dalam tren yang meningkat terlihat dari peningkatan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang mencapai lebih dari 2,2 juta orang selama triwulan I atau tumbuh 508,9% (yoy).
"Sementara itu, seiring dengan kebutuhan ekspansi produksi dalam negeri, impor tumbuh positif sebesar 2,8% (yoy)," tandasnya.
(Taufik Fajar)