JAKARTA - Blue Origin berhasil mengantongi kontrak dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA (National Aeronautics and Space Administration) senilai USD3,4 miliar atau setara Rp50,6 triliun (kurs Rp14.908 per USD) untuk membangun pesawat ruang angkasa yang akan menerbangkan astronaut ke dan dari permukaan Bulan.
Perusahaan miliarder Jeff Bezos ini berhasil membuat terobosan setelah kalah dari SpaceX milik Elon Musk dalam proyek lainnya pada 2021.
Blue Origin berencana membangun fasilitas pendaratan Blue Moon setinggi 16 meter dengan menggandeng Lockheed Martin Corp, Boeing Co, perusahaan perangkat lunak Draper, dan perusahaan robot Astrobotic.
NASA memilih Blue Origin dibandingkan tawaran saingan oleh konsorsium yang dipimpin oleh Dynetics, kontraktor pertahanan milik Leidos Inc. Konsorsium Dynetics juga termasuk Northrop Grumman Corp.
Keputusan NASA memilih Bezos dan Blue Origin karena menyediakan opsi kedua untuk mengirim astronaut ke Bulan di bawah Program Artemis. NASA memberi proyek senilai USD3 miliar kepada miliarder Elon Musk lewat SpaceX pada 2021 untuk membangun pesawat ruang angkasa Starship yabg mendaratkan astronaut di permukaan bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo terakhir pada 1972.
Dua misi Starship pertama dijadwalkan untuk akhir dekade ini.
"Saya sudah mengatakannya sebelumnya, kami ingin lebih banyak persaingan, kami ingin dua pendarat, dan itu lebih baik. Artinya Anda memiliki keandalan, Anda memiliki cadangan," ujar Administrator NASA Bill Nelson, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (22/5/2023).
Blue Origin, didirikan pada 2000, akan menanamkan investasi USd3,4 miliar untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa, kata kepala pendarat bulan perusahaan John Couluris kepada wartawan di acara tersebut.
Couluris mengatakan bahwa Blue Origin, bukan NASA, yang akan menanggung kelebihan biaya, jika ada.
"Merasa terhormat berada dalam perjalanan ini dengan @NASA untuk mendaratkan astronot di Bulan - kali ini untuk tinggal," kata Pendiri Amazon.com Bezos.
NASA mengatakan dalam dokumen kontrak bahwa mereka memilih proposal Blue Origin karena harganya yang ditawarkan lebih rendah, kemampuan pendarat ekstra, dan rencana untuk melaksanakan dua misi pendaratan uji coba di bulan pada 2024 dan 2025 atas biaya perusahaan.
Namun, NASA menyatakan keprihatinan tentang "banyak konflik dan kelalaian" dalam jadwal dan tenggat waktu pengembangan yang diusulkan Blue Origin.
Artemis adalah program pembangunan di Bulan yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka panjang. Pendarat Starship SpaceX siap untuk melakukan dua pendaratan pertama astronaut di Bulan, diikuti oleh misi serupa pada 2029 dengan pendarat Blue Origin. Masing-masing diharapkan menempatkan dua astronaut di permukaan bulan.
(Feby Novalius)