JAKARTA – Waspada cuaca panas ekstrem El Nino menyerang Indonesia. Tak dipungkiri, El Nino menjadi salah satu penyebab gejolaknya harga pangan di Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkapkan, dampak ini tak di negeri Ibu Pertiwi saja melainkan juga negara lain. Oleh karena itu menurut dia menghadapi El Nino perlu dilakukan secara menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal.
"Saya pikir ini kan fenomena iklim ya, lingkungan ya yang tentunya itu mesti kita sikapi secara komprehensif, kita melihatnya itu sebagai konteks jajaran policy. Mungkin ini tidak hanya dihadapi oleh satu negara atau dua negara tetapi seluruh negara akan banyak terkena pengaruh," ujar Jerry saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (24/5/2023).
Menurut Jerry, dalam membuat kebijakan untuk menghadapi fenomena alam ini perlu jelas dan terstruktur. Tak bisa hanya beberapa pihak yang ikut serta melainkan harus dirembuk bersama.
"Karena kita mengaddress juga tidak hanya dari sisi lingkungan, ketahanan pangan, populasi, semuanya yang saya pikir harus dipadukan dengan sistem yang baik. Contohnya, mengikutsertakan Badan sertifikasi Nasional (BSN) menjadi institusi yang berperan secara signifikan untuk menentukan standardisasi sebuah produk, sebuah servis, bisa berjalan sebagaimana mestinya," jelas Jerry.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pihaknya berencana akan membentuk gugus tugas dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino kemungkinan akan mulai terjadi sekitar bulan Juni dan semakin intens pada bulan Agustus nanti.
”Saya meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” ungkap Syahrul saat melakukan rapat koordinasi bersama pejabat Kementerian Pertanian dan aparatur pemerintah daerah melalui teleconference pada Senin (23/5/2023).
Menurut Syahrul, gugus tugas berbasis wilayah penting untuk segera dibentuk. Setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda.
“Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)