Pesan ke Pengusaha, Sri Mulyani: Siapkan Ancang-Ancang Skenario Bisnis jika Terjadi Perang

Michelle Natalia, Jurnalis
Selasa 13 Juni 2023 13:09 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pihaknya melihat situasi dunia yang beralih dari fenomena globalisasi menjadi fragmentasi. Di aman awal dunia ini menjadi terglobalisasi dan antar negara melakukan hubungan komersial seperti perdagangan dan investasi, tanpa barrier.

Namun tiba-tiba, dengan berbagai gejolak geopolitik yang ada, dunia kini dihadapkan dalam situasi fragmented/fragmentasi.

"Jadi kalau Anda sekarang berbicara dengan teman Anda di Amerika Serikat (AS), mereka akan mikir 'decouple engga ini', 'disengage ga ini', 'saya harus melakukan divesting atau engga nih'. Kalau berbicara dengan teman-teman dari China, dia mengatakan 'saya ingin berkembang tapi gak boleh ke dunia barat, setiap kali kita maju dikit, kita dicurigai'," ujar Sri dalam Sosialisasi Undang-Undang Pengembangan dan Pengutan Sektor Keuangan (UU P2SK) di Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Dia mengatakan bahwa situasi dunia sekarang menjadi sangat berbeda, dan dia yakin semua pelaku ekonomi yang hadir dalam event tersebut dibesarkan di dalam sebuah mindset bahwa dunia itu borderless.

"Buat para pengusaha kan nggak ada border, karena nggak ada pilih-pilih itu regional ASEAN, Asia, global, yang ada adalah mana yang menguntungkan, paling efisien, can make money, dan juga pada saat yang sama membuat growth atau prosperity bersama," tambah Sri.

Sekarang tiba-tiba masuk unsur politik, teknologi sumbernya, maupun uang, dengan dua ekonomi terbesar yakni AS dan China yang memang kemudian terbelah.

"Anda tanya, gimana kira-kira kedepannya? Para Menkeu ASEAN kalau saya tanya, seperti Menkeu Singapura kalau saya tanya, 'mampu enggak negara-negara ASEAN memilih either or (salah satu), enggak akan. Makanya ASEAN semua mengatakan you should not force us to choose," katanya.

Dan oleh karena itu dia pun berharap perang tidak akan terjadi. Karena kalau terjadi perang, maka negara-negara akan dihadapkan pada situasi memilih.

"Ini perangnya masih untup-untup kalau orang Jawa bilang, panas dingin, perang dingin, dan kita berdoa tidak terjadi accident. Karena setiap perang,Perang Dunia I dan Perang Dunia II, itu terjadi karena accident kecil, karena kadang-kadang hal trivial menjadi perang besar," tegas Sri.

Dia mengatakan bahwa ini adalah hal yang harus diantisipasi para pengusaha. Sehingga, sebagai langkah awal, Sri meminta para pengusaha untuk merekalibrasi model bisnisnya.

"Kalau sekarang Anda menganggap semua akan borderless dan tidak ada batas, Anda harus tetap menyiapkan kalau seandainya Anda harus independen. Jangan bilang nantilah kita berpikir kalau terjadi, ya nggak akan kayak gitu lah, nggak akan siap," terang Sri.

Sebagai negara yang bertanggung jawab, sama halnya sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, dia berpesan agar para pengusaha mempertimbangkan kemungkinan itu dalam perhitungan skenario bisnisnya. Memang, perang ini mungkin possibility-nya hanya sekitar 1%, atau 0,5%, tapi itu tetap harus diperhitungkan.

"Jadi menurut saya, you should make those kinds of exercise, meskipun kita tidak berharap itu terjadi," tegas Sri.

Yang kedua, dia berpesan agar para pengusaha tetap melihat situasi sekarang sebagai opportunity atau kesempatan. Karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah mengatakan bahwa spirit Indonesia dari dulu bersifat non-aligned.

"Kita bukannya tidak memilih, tetapi kita sebagai suatu bangsa bersama banyak bangsa negara yang disebut global south, itu adalah kita yang tidak mau diombang ambingkan untuk pilihan. Jadi kita ingin tetap maju menjadi negara yang makin prosper, makin advanced, tanpa dibatasi oleh pihak-pihak yang membuat kita sangat terkendala," pungkas Sri.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya