Di sisi lain, Staf agen elpiji PT Seulawah Inong, Andro Ardianto mengatakan, bahwa pasokan elpiji yang diterima dari Pertamina tidak terkendala atau berjalan normal. Setiap hari, di tempat dirinya bekerja menerima pasokan elpiji melon sekitar 2.800 tabung.
Bahkan pihaknya telah mendistribusikan ke-47 pangkalan di Kota Malang yang bekerjasama dengan perusahaannya."Kita aman, tidak ada kelangkaan, stoknya ada," kata Andro.
Pemberlakuan pembelian elpiji melon menggunakan KTP juga belum diterapkan seluruhnya. Dia menduga adanya kelangkaan elpiji melon karena distribusi yang tidak jelas dilakukan di tingkat pengecer ke masyarakat.
"Pengecer bisa jadi jualnya enggak jelas, ambil dari pangkalan, apa saya tahu kemudian dijual ke industri dan lainnya, kan enggak tahu, itu (elpiji melon) peruntukannya untuk masyarakat miskin," katanya.
Sedangkan untuk stok elpiji melon di pangkalan-pangkalan yang bekerjasama dengan perusahaannya juga tergolong aman. Monitoring dari pihaknya juga terus dilakukan. Setiap pangkalan dipasok rata-rata sekitar 100 tabung setiap harinya dari pihaknya.
"Di pangkalan-pangkalan kita juga stoknya ada (elpiji melon). Bila ada yang jual ke industri kita putus (kerjasama). Pernah ada kejadian di tahun 2018," tuturnya.
(Taufik Fajar)