Presiden tidak mau berbicara lebih lanjut mengenai karakter kepemimpinan di forum tersebut, karena dikhawatirkan akan ditangkap secara melenceng seperti sedang membicarakan Pemilihan Presiden 2024.
Akan tetapi, Presiden meyakini bahwa kepemimpinan kuat dan berani tersebut bakal bisa mengawal kelanjutan beberapa agenda yang dinilainya penting seperti hilirisasi industri dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Hilirisasi industri sangat penting, inilah yang akan melompatkan kita. Kalau hilirisasi ini berhasil kita akan melompat," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan beberapa hilirisasi mineral yang tengah ditempuh dengan membangun ekosistem kendaraan listrik (EV), membangun pabrik baterai EV.
"Bagaimana dulu kita ekspor hanya mentah, (sekarang) bisa jadi katoda, prekursor, lithium battery. Bagaimana mencapai ekosistem besar ini enggak mudah, perlu kerja detail dan dicek di lapangan, itu pun bisa meleset, apalagi tidak," tuturnya.
Hilirisasi juga bisa ditempuh untuk hasil perkebunan seperti kelapa sawit agar diproduksi menjadi barang setengah jadi atau sabun kosmetik sebelum diekspor ke luar negeri.
Kemudian hal serupa juga berlaku untuk rumput laut yang bisa dijadikan biofuel.
"Saya baru lihat, kaget juga lihat di Jerman, artinya potensi ini besar, tapi tantangan juga besar," ucap Jokowi.
Berkenaan dengan IKN Nusantara, Presiden menegaskan kembali bahwa pemindahan ibu kota dilandasi semangat untuk menciptakan pemerataan.
Jokowi mengingatkan bahwa 56% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa dan yang terpadat di Jakarta. Hal serupa juga berlaku untuk Produk Domestik Bruto (PDB) yang 58% di antaranya ada di Jawa.
"Yang 17 ribu pulau lain diberi bagian apa?," katanya.
Di sisi lain, lanjut Jokowi, beban Jakarta sudah terlalu padat baik itu sebagai kota pendidikan, pariwisata, bisnis, ekonomi, hingga pemerintahan.
"Beban harus dikurangi, pemerataan harus dilakukan. Tidak dalam jangka setahun sampai lima tahun mendatang, tapi visi yang jauh ke depan," ujarnya.
(Taufik Fajar)