JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa tiga trainset baru yang akan diimpor oleh pemerintah Indonesia merupakan buatan Jepang, bukan China.
Pasalnya di media sosial ramai dibicarakan nantinya impor tersebut merupakan buatan China.
BACA JUGA:
Dugaan tersebut lantaran pemerintah Indonesia dalam hal ini Luhut sangat dekat dengan pemerintah China.
"3 trainset yang diimpor itu dari Jepang," kata Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Jumat (23/6/2023).
Luhut menjelaskan bahwa pelaksanaan impor tersebut akan dilakukan sesegera mungkin.
BACA JUGA:
Perihal terkait dengan nilai imoornya, Luhut menyerahkan kepada PT KCI selaku operator KRL.
"Saya nggak tau. Mereka itu (KCI) yang atur," katanya.
Adapun krl baru tersebut akan tiba pada tahun 2025, meski begitu Luhut memastikan bahwa hal tersebut tidak akan menjadi masalah.
Pasalnya kata Luhut keputusan tidak mengimpor bekas itu sudah melalui perhitungan.
"Ya ndak papa, selama ini masih oke. Jadi rute yang tidak terlalu padat kita pindahkan kereta apinya ke rute yang padat," katanya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa impor KRL bekas dari Jepang yang direncanakan oleh PT Kereta Commuter Indonesia tidak jadi.
Luhut mengatakan bahwa keputusan tersebut setalah dirimya melakukan rapat dengan stakeholder terkait dengan impor krl bekas dari Jepang.
"Jadi kami sudah rapatkan mengenai KRL kita tidak akan mengimpor barang bekas," kata Luhut saat ditemui di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023.
"Karena itu melanggar tiga aturan, satu Peraturan Presiden, yang kedua Perindustrian dan ketiga dari Kemenhub," tambahnya.
Adapun ketika ditanya terkait dengan bagaimana pemenuhan penumpang KRL yang saat ini semakain padat.
Luhut mengatakan bahwa keputusan menolak impor krl tersebut sudah diambil melalui berbagai perhitungan yang matang. Dan itu tidak ada masalah.
"Ga ada masalah sudah kita hitung semua kita exercise ada jago-jagonya di sana yang ahlinya dan mereka memaparkan kemarin semua kendala-kendala bisa diselesaikan," katanya.
(Zuhirna Wulan Dilla)