Sri Mulyani Pulang dari Paris Bawa Kabar Buruk: Ekonomi Dunia Tak Pasti!

Michelle Natalia, Jurnalis
Senin 26 Juni 2023 09:57 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Okezone.com/DJP)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kondisi perekonomian global masih menunjukkan ketidakpastian yang sangat tinggi.

"Saya baru saja kembali dari Paris, dan memang menggambarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global masih tidak pasti," ungkap Sri dalam Konferensi Pers APBN KITA secara virtual di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Hal ini sesuai dengan prediksi beberapa lembaga internasional seperti IMF, World Bank, dan OECD. Semuanya menggambarkan bahwa 2023 adalah tahun yang cukup lemah dibandingkan tahun lalu.

"Dan atau bahkan tahun 2021, yang disebabkan oleh berbagai hal," ucap Sri.

Dari sisi World Bank, proyeksinya adalah 2,1%, IMF 2,8%, dan OECD 2,7% untuk pertumbuhan global tahun ini.

"Untuk tahun depan masih sedikit membaik dibandingkan tahun ini, meski masih banyak ketidakpastian," kata Sri.

Tak hanya itu, proyeksi pertumbuhan perdagangan internasional juga menunjukkan pelemahan yang paling signifikan.

"Growth dari global trade hanya 2,4%. Ini jauh melemah dibandingkan tahun lalu di 5,1%, atau bahkan tahun 2021 yang tumbuhnya 10,6%," jelas Sri.

Di sisi lain, dengan melemahnya ekonomi, permintaan global juga ikut menurun, sehingga inflasi juga diperkirakan menurun.

"Namun, levelnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan masa terjadinya pandemi, dan ini yang menggambarkan bahwa pergulatan di sisi kebijakan, terutama makro dan moneter masih akan menjadi suatu tema yang sangat dominan," tambah Sri.

Tekanan-tekanan terhadap perekonomian global masih menunjukkan, yang pertama, adanya eskalasi geopolitik, baik yang terjadi Ukraina-Rusia maupun yang terjadi antara negara-negara besar di dunia.

"Ini menimbulkan debt distress di banyak negara, terutama berbagai negara berkembang dan emerging, dan di negara maju juga menghalangi pemulihan ekonomi. Di beberapa negara, sektor keuangan mengalami kerapuhan, inflasi yang tinggi, dan suku bunga yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mengerosi pertumbuhan ekonomi negara tersebut," pungkas Sri.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya