BOGOR - Istri pensiunan tentara Agus Murtini melihat potensi besar dari susu kedelai jika diolah secara baik dan disajikan dengan kemasan menarik. Sebab, dia yakini susu kedelai tidak akan kalah saing dengan olahan susu sapi.
Oleh karena itu, Murtini terjun dalam berwirausaha olahan susu kedelai pada 2019. Itu agar susu kedelai bisa naik kelas dan makin diterima oleh masyarakat.
Dia harus berbulan-bulan mencari racikan yang pas agar usaha bisa diterima dengan baik para konsumen. Tidak hanya soal rasa, kemasan untuk susu kedelai usahanya pun sangat diperhatikan agar lebih modern dengan menggunakan botol plastik hygienis.
"Awalnya, saya melihat produk susu kedelai disajikan kurang menarik. Padahal, susu itu sangat kaya kandungan gizi yang bagus untuk kesehatan," kata Murtini belum lama ini.
Komitmen wanita berusia 56 tahun itu untuk membuat susu kedelai naik kelas tidak main-main. Sebab, penggunaan bahan baku pun sangat diperhatikan.
Oleh dikarenakan, usahanya dengan nama "Rumah Kedelai Pak Mien Soya Ayu" menggunakan bahan baku berkualitas tinggi. Itu untuk menghasilkan susu kedelai yang terbaik.
Dia memilih menggunakan kedelai non-GMO (Genetical Modified Organism). Itu merupakan kedelai yang pembudidayaannya tanpa menggunakan rekayasa genetika.
Itu membuat susu kedelai usahanya lebih nikmat dan sehat. Jadi, susu kedelainya masuk kategori premium dengan bahan baku itu.
"Produk susu kedelai saya lebih creamy dan kental. Itu pembeda dengan susu kedelai lainnya," katanya.
Murtini mengatakan harus lebih dahulu berkonsultasi dengan ahli pangan dan gizi dari Institute Pertanian Bogor sebelum memasarkan produknya. Itu untuk mengetahui kandungan dalam susu kedelai buatannya.
Tujuannya agar kandungan gizi bisa diketahui secara pasti dan sebagai nilai tambah dalam segi pemasaran. Namun, harga jual susu kedelai itu tetap terjangkau meski kualitas cukup diperhatikan.