JAKARTA - Calon Presiden (Capres) dari Partai PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyatakan komitmennya untuk meneruskan tongkat estafet pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, pembangunan tersebut menjadi momentum Indonesia menjadi negara maju di masa yang akan datang.
Ganjar melihat, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur bukan sekedar pemindahan gedung dan layanan administrasi kenegaraan. Tapi sekaligus motor pemerataan pembangunan yang Indonesia sentris.
Di samping itu, pembangunan ibu kota yang dimulai dari nol itu memungkinkan agar kota di desain kedepannya menggunakan dan menghasilkan energi-energi yang ramah lingkungan. Sehingga aktivitas kota bisa menghasilkan emisi yang serendah-rendahnya.
"Karena pembangunan IKN bukan hanya pembangunan gedung, tapi kita bicara energi hijau, kita bicara ekonomi biru, dan semua infrastruktur disiapkan, sehingga ketika orang berbicara IKN itu adalah cerita masa depan Indonesia," kata Ganjar di Upperhils Convention Hall, Kota Makassar pada Kamis (13/7/2023).
Ganjar menyebutkan aktivitas kota yang minim pelepasan karbon itu cukup memungkinkan diwujudkan. Salah satu upayanya dengan mengganti mesin-mesin bertenaga konvensional menggunakan baterai dari tenaga listrik.
"Kita akan bicara teknologinya menggunakan baterai yang kemudian 0 karbon, dalam artian tidak ada sumbangan karbon, kita bicara pengelolaan sampah yang jauh lebih baik, kita bicara energi yang tidak lagi berbasis pada sumber daya mencemari, dan itu adalah masa depan," kata Ganjar.
Dalam konsep ekonomi hijau, Ganjar memaparkan posisi Indonesia pada Green Future Index (GFI) berada di urutan 70 dari 76 negara dengan nilai 3,68. Indonesia berjarak cukup jauh dari rata-rata GFI Global sebesar 4,82 persen.