JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bersama Petronas segera mengelola Blok Masela. Hal ini ditandai dengan penandatangan jual beli kepemilikan Blok Masela yang dilakukan Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Naib Presiden Eksekutif & Ketua Pegawai Eksekutif Huluan Petronas, Datuk Adif Zulkifli dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.
Nantinya, Pertamina melalui PHE akan mengelola 20% dari kepemilikan tersebut, sementara sisanya 15% akan dikelola oleh Petronas Masela.
Menyikapi hal tersebut, Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, masuknya Pertamina ke Blok Masela merupakan langkah aksi korporasi yang tepat untuk mempercepat pengembangan proyek gas Lapangan Abadi Blok yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku tersebut. Apalagi menurutnya, tren lifting migas dalam 4-5 tahun ini terus mengalami penurunan.
Oleh sebab itu, Indonesia perlu segera mendapatkan cadangan migas yang memang sudah terbukti untuk bisa segera ditambahkan. Sehingga, kebutuhan gas nasional bisa lebih terjamin.
"Saya kira dengan penguasaan atas Blok Masela saat ini dan upaya-upaya menetapkan langkah-langkah untuk segera masuk ke onstream yang akan segera dijalankan misal dalam beberapa tahun ke depan ini akan sangat memabntu ketersediaan gas di Indonesia. Jadi saya kira ini langkah strategis buat Indonesia dan juga Pertamina memegang peran penting disini," terangnya dalam acara Market Review hari ini, Rabu (26/7/2023).
Toto menilai, bersama Petronas dan Inpex yang telah memiliki pengalaman dalam pengelolaan gas lepas pantai maka akan sangat membantu Pertamina dalam pengelolaan Blok Masela.
"Jadi saya kira dengan strategic partnership diantara pelaku bisnis yang memiliki pengalaman eksposur cukup besar di Internasionl baik Inpex maupun Petronas saya kira juga akan bisa memperkuat bagaimana Pertamina bisa berkiprah optimal di Blok Masela ini," imbuhnya.
Selain itu, menurut Toto, dengan bermitra bersama Inpex dan Petronas akan membantu Pertamina dalam rangka penguasaan teknologi Holding BUMN Minyak dan Gas (Migas) itu agar lebih baik.
"Saya kira dengan bermitra dengan Petronas dan Inpex yang sudah ada pengalaman sejenis disektor ini akan membantu Pertamina untuk segera bisa mempercepat proses transfer of knowledge dari sisi bagaimana melakukan proses untuk masela yang sifattnya offshore gini yang kemudian akan dikelola juga dikombinasikan dengan onshore nya," tuturnya.
Nah lalu kedua, lanjut Toto, saya kira ini juga akan sangat membantu Pertamina dari sisi keuangan karena investasi yang harus dikembangkan dalam rangka untuk pembangunan Blok Masela ini kan lumayan besar hampir mendekati US$19,5 billion sampai dengan proses nanti akhir dan dijangka waktu pendek harus menyediakan modal kerja cukup besar sampai dengan 5 tahun kedepan.
"Misal akan dibutuhkan US$6 miliar kedepan apalagi juga Blok Masela nanti akan dikembangkan juga dengan teknologi yang adopsi misalnya carbon storage sehingga ini juga akan memerlukan biaya investasi tambahan lainnya yang saya kira dengan sharing bersama mitra-mitra ini diharapkan nanti juga tidak terlalu memberatkan keuangan dari sisi keuangan Pertamina," tukasnya.
(Feby Novalius)