Gelombang Panas Bikin Perusahaan Es Krim Cuan?

Sri Kurnia Ningsih, Jurnalis
Rabu 26 Juli 2023 11:53 WIB
Besaran Penjualan Es Krim di Tengah Cuaca Panas Ekstrem. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

JAKARTA - Unilever mencatat penjualan es krim tidak meningkat di tengah cuaca panas ekstrem yang terjadi saat ini. Adapun gelombang panas sedang membakar Eropa yang membuat konsumen kehilangan makanan penutup beku.

"Mengenai cuaca, ada titik yang untuk suhu dan saat terlalu panas, orang menjauh dari es krim dan membeli minuman dingin” ujar Kepala Keuangan Unilever Greame Pitkethly, dilansir dari CNN Business Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Penjualan es krim pun menurun akibat cuaca yang sering berubah-ubah. Unilever Ben & Jerry”s melihat peningkatan yang kuat dalam penjualan di luar rumah di Eropa.

Termasuk ke restoran dan perusahaan katering, setelah cuaca dingin di bulan April dan Mei digantikan oleh cuaca yang lebih hangat di bulan Juni.

Tetapi suhu telah melonjak selama beberapa minggu terakhir, memecahkan rekor lokal di beberapa bagian Spanyol dan Italia untuk berkontribusi terhadap kebakaran hutan yang melonjak di Yunani.

Pejabat kesehatan mendesak warga dan turis yang mengunjungi Eropa selatan untuk minum banyak air dan tetap tinggal di dalam rumah.

Unilever, yang menjual bak Carte d’Or dan Breyers, mengatakan penjualan es krim merek rumahan diredam dalam enam bulan pertama tahun ini karena konsumen yang tertekan oleh inflasi harus mengurangi pengeluaran yang tidak penting.

Penjualan es krim perusahaan secara keseluruhan tumbuh 5,7% pada paruh pertama tahun ini dalma hal nilai, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.

Pertumbuhan penjualan didorong oleh kenaikan harga yang tajam bahkan ketika volume turun.

Kenaikan harga di seluruh produk Unilever membantu mendongkrak penjualannya sebesar 9,1% semester pertama, meskipun volume turun sedikit. Perusahaan yang membuat sabun Dove dan pemutih Domestos, mengatakan kenaikan harga akan “sedang” sepanjang tahun karena inflasi biaya input berkurang.

“Memperingatkan, bagaimana bahwa volatilitas di pasar komoditas pertanian termasuk dampak perang Ukraina terhadap harga gandum dan efek kekeringan di Eropa selatan masih dapat mendorong harga pangan lebih tinggi,” ujar Kepada Analis CEO Hein Schumacher.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya