MALANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bekerja sama dengan Pertamina mengadakan penukaran tabung elpiji tiga kilogram subsidi dengan ukuran 5,5 kilogram atau yang nonsubsidi.
Penukaran tabung elpiji dari subsidi ke nonsubsidi menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN), masyarakat umum, dan pelaku UMKM yang mampu.
BACA JUGA:
Penukaran tabung elpiji tiga kilogram dilakukan di halaman Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, pada Jumat pagi (11/8/2023).
Sayangnya pada penukaran selama dua jam hingga pukul 10.35 WIB masih sepi peminat.
Warga bisa menukarkan dua tabung elpiji tiga kilogram dengan tabung elpiji 5,5 kilogram secara gratis.
Bila hanya membawa satu tabung elpiji tiga kilogram, maka masyarakat menambah uang Rp212 ribu untuk satu tabung elpiji berukuran 5,5 kilogram.
Total hingga sekitar pukul 10.37 WIB ada 37 orang saja yang menukarkan tabung elpiji tiga kilogramnya. Tampak masih ada puluhan tabung elpiji 5,5 kilogram dan 12 kilogram yang disiapkan masih tersisa.
BACA JUGA:
Padahal secara total setidaknya ada 81 tabung elpiji yang disiapkan. Rinciannya 71 tabung elpiji 5,5 kilogram dan 10 tabung elpiji 12 kilogram.
Seorang bu rumah tangga bernama Finda yang menukarkan tabung elpiji menyatakan, bila ia menukarkan tabung elpiji tiga kilogramnya karena takut kesulitan mendapatkan stok elpiji.
Apalagi ketika kelangkaan elpiji tiga kilogram lalu, ia sempat dua minggu susah mendapatkan stok.
"Tahu info ini dari sosmed, karena dari lama langka nukarnya akhirnya ditukar. Dulu waktu langka dua minggu sempat susah dapat," ucap Finda ditemui siang ini.
Dia juga mengaku agak berat menukarkan tabung elpiji 5,5 kilogram, pasalnya pengeluaran per bulannya akan bertambah.
Dirinya berhitung bila menggunakan tabung elpiji tiga kilogram sebulan maksimal hanya menghabiskan Rp100 ribu, sedangkan untuk tabung elpiji 5,5 kilogram memerlukan anggaran lebih dari Rp 100 ribu lebih sebulannya.
"Satu tabung elpiji tiga kilogram nambah Rp212 ribu, mahal isinya sama. Sebulan biasanya menghabiskan empat tabung elpiji, tiap hari masak karena untuk keperluan sehari-hari dapur," ucapnya.
Sementara itu, warga lain Ramdhani menuturkan, bila ia jauh-jauh dari rumahnya di Jalan Akordion, Lowokwaru, Kota Malang untuk menukarkan tabung karena mendapat informasi dari temannya.
Dia membawa empat tabung elpiji melon, masing-masing dua tabung miliknya dan kakaknya.
"Dapat info dari teman saya buka Iaginya Kopindag. Kok kebetulan ya memang ada niatan tukar, tapi kalau di pangkalan pangkalan biasa keberatan," ujar Ramdhani.
Penukaran tabung elpiji ke kemasan 5,5 kilogram ini juga untuk mengantisipasi kelangkaan yang terjadi kembali. Sebab, ia hanya menggunakan tabung elpiji tiga kilogram untuk jaga-jaga di rumah.
"Kalau satu bulan pemakaian biasa memang sudah ada, ini buat cadangan saja. Sebenarnya pakai biru ini pakai cadangan saja, tapi langka gini ya mau nggak mau ditukar," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)