Luhut Temui Bos IMF Usai Kritik Kebijakan Hilirisasi RI

Heri Purnomo, Jurnalis
Jum'at 11 Agustus 2023 15:35 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan Bertemu Perwakilan IMF (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya bertemu Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva beberapa waktu lalu di Amerika Serikat.

Diketahui dalam pertemuan tersebut membahas terkait dengan kebijakan Indonesia dalam meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian.

"Selalu menyenangkan melihat teman baik saya, Menteri @kemenkomarves @luhut_binsar dan belajar tentang rencana Indonesia untuk lebih meningkatkan nilai tambah dan lapangan kerja untuk memenuhi tujuan pembangunan yang ambisius," kata Georgieva dikutip dari media sosial resminya di Twitter dikutip Jumat (11/8/2023).

Kemudian pertemuan tersebut juga membahas terkait bagaimana kebijakan yang ditetapkan Indonesia dapat memberikan hasil yang luas biasa bagi masyarakat Indonesia. Dalam hal ini memberikan pekerjaan dan peningkatan standar hidup masyarakat Indonesia.

"Diskusi yang aktif dan konstruktif dengan Menteri @luhut_binsar dan timnya. Kebijakan suara #Indonesia memberikan hasil yang luar biasa bagi rakyatnya – ekonomi yang dinamis, pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik, peningkatan standar hidup di seluruh negeri," katanya.

Sebelumnya, IMF mengkritik kebijakan Indonesia dalam hal hilirisasi. Adapun dalam hal ini berkaitan kebijakan pembatasan ekspor komoditas mentah.

Hal itu disampaikan IMF laporan IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia.

"Para direktur di IMF mengimbau untuk mempertimbangkan penghapusan pembatasan ekspor secara bertahap dan tidak memperluas pembatasan tersebut pada komoditas lain.” tulis IMF.

Dalam hal ini, IMF mencatat terdapat strategi diversifikasi Indonesia yang berfokus pada kegiatan hilir dari komoditas mentahnya, seperti nikel. IMF pada dasarnya menyambut baik ambisi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dalam ekspor, menarik investasi asing langsung, dan memfasilitasi alih keterampilan dan teknologi.

Namun, IMF mencatat bahwa kebijakan harus diinformasikan melalui analisis biaya-manfaat lebih lanjut, dan dirancang untuk meminimalkan efek domino (spillover) lintas batas.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya