Ibnu sukses membangun Pertamina yang sebelumnya perusahaan kecil menjadi perusahaan minyak terbesar hingga skala dunia. Namun kesuksesan tersebut menjadi bumerang bagi Pertamina.
Lantaran seluruh kebijakan Pertamina terdapat di luar perencanaan pembangunan lima tahun yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sehingga Pertamina dapat bergerak bebas tanpa sepengetahuam pemerintah dan DPR.
Akibatnya dana yang telah digelontorkan untuk beragam proyek tidak diketahui jumlah pastinya. Hal tersebut membuat Pertamina di bawah kekuasaan Ibnu kecolongan dan melenceng dari tujuan awal sebagai penopang laju perekonomian negara.
(Feby Novalius)