"Keseimbangan dari kedua tersebut yang memang kami lakukan," ucapnya.
BACA JUGA:
Namun, kata dia, pihaknya menyadari jika hal itu terjadi dan tolok ukurnya tidak ada, oleh karena itu harus ada capitaire.
Hal tersebut, menurut Erick, tidak akan bisa jika dirinya tidak dididik sejak dahulu saat memimpin perusahaan swasta.
"Saat menjalankan perusahaan harus adanya transparansi dan harus mempunyai tolak ukur pendapatan kepada pemilik," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya harus meluncurkan sebuah program yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) untuk menjadi tolak ukur dalam melaksanakan tugas korporasi milik negara.
"Meskipun begitu, masih ada masalah korupsi yang terjadi di BUMN, jadi memang harus terus digaungkan untuk komitmen tanpa korupsi," ucapnya.
Erick yakin jika Indonesia akan bisa bebas dari korupsi jika dipimpin oleh generasi muda yang mau berkomitmen untuk selalu berani berbicara kejujuran.
"Saya yakin kita bisa bebas korupsi di tahun 2038, ketika generasi muda saat ini punya komitmen kepada para pendahulu, karena semua itu harus terjadi dari usia dini. Generasi muda harus bicara terkait kejujuran, transparansi dengan solusi, dan harus bisa membuktikan itu," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)