BOGOR – Cerita Muhammad Azim Sadikin jatuh bangun menjalani bisnis budidaya dan pemancingan ikan air tawar. Perjuangan Azim membangun bisnis ini dimulai sejak 2014.
Saat itu, Azim memutuskan masuk ke bisnis budidaya ikan tawar. Hal itu sebagai peruntungan mencari pemasukan untuk memutar roda perekonomian keluarga.
Untuk memuluskan tujuannya, dia bahkan mengambil sertifikasi profesi di Institut Pertanian Bogor (IPB) agar makin matang memulai bisnisnya itu. Dia meyakini bahwa bisnis budidaya ikan dibutuhkan ilmu yang cukup agar bisa sukses.
"Saya pilih budidaya ikan dan pemancingan ini karena menjanjikan. Di kampung saya sangat melimpah sumber airnya. Jadi, saya memanfaatkan potensi alam yang ada itu," cerita Azim kepada Okezone.com, Senin (28/8/2023).
Bisnis Azim dimulai dengan satu buah kolam ikan di wilayah Kampung Dukuh Kaung, Desa Cinagara, Caringin, Kabupaten Bogor. Namun kemudian dia merasa satu kolam tidak cukup untuk mengembangkan usaha tersebut.
Dia merasa bisnisnya tak berjalan mulus lantaran terhambat modal. Jika saja ada modal, dia ingin memulai dengan beberapa kolam.
"UMKM terkadang terhalangan permodalan untuk berkembang," kata Azim.
Tak putus asa, Azim akhirnya menemukan titik terang dalam bisnisnya yakni program Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM). Dia kemudian mencari informasi dan akhirnya merasakan program itu dengan pendampingan BRI unit Cijeruk.
Singkat cerita, Ayah dua anak ini akhirnya mendapatkan permodalan untuk mengembangkan usahanya. Dengan tambahan modal itu, dia menambah kolam ikannya yang kini sudah ada 17 kolam setelah beberapa kali memanfaatkan program tersebut.
"Program BRI ini sangat membantu saya. Jadi, saya sudah berkali-kali memanfaatkan program ini," ucapnya.
Pria yang hobi badminton ini sudah bisa tersenyum lebar melihat usahanya terus berkembang. Namun, sampai ke titik tersebut dia butuh perjuangan yang tidak main-main.
Dia menegaskan budidaya ikan tawar butuh ketekunan, semangat, dan terus memperkaya diri dengan ilmu. Dia saja menerapkan hal tersebut sempat merasa gagal yang bikin hatinya teriris-iris, apalagi tidak.
Hal itu ditandai ikan-ikan yang dirinya budidayakan banyak mati. Kondisi itu sempat membuat mentalnya berantakan untuk melanjutkan usaha.
"Pernah rugi Rp 10 juta dalam satu hari. Itu karena ikan yang sama miliki mati semua," ucapnya.
Akan tetapi, pria yang menyukai kuliner ikan bakar itu berusaha bangkit dengan kembali mengevaluasi diri. Pasalnya, dia tidak mau gagal yang mana akan mengecewakan keluarga yang telah mendukungnya.
"Saya konsultasi dengan istri (agar semangat kembali) dan juga dengan orang-orang yang lebih paham ikan. Itu saya lakukan," ucapnya.
Masa-masa itu telah dirinya lalui, kini usaha Azim terus maju yang mana bisa memasarkan 5 kuintal ikan untuk wilayah Bogor dalam satu hari. Dia pun sudah merasakan nikmatnya hasil kerja kerasnya selama ini.
"Itu buat wilayah Bogor saja kurang. Saya tidak bisa memenuhi permintaan ke Jakarta," ujarnya.
Hebatnya, Azim tidak hanya ingin sukses seorang diri. Pasalnya, dia juga membina masyarakat setempat agar pembudidayaannya bisa berkembang.
"Saya memberikan pembinaan kepada 10 pembudidaya ikan. Itu berkaitan permodalan dan pemasaran hasil panen ikan," ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)