JAKARTA - Indonesia akan memasuki tahun politik di 2024. Di mana masyarakat akan berpesta demokrasi dengan memiliki Presiden dan Wakil Presiden serta calon wakil rakyat.
Menurut Director dari Knight Frank Sindi S Adinata, tahun politik tidak berpengaruh pada sektor ritel maupun industri. Hal ini melihat data yang sudah ada sebelumnya, pada saat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden selalu berlangsung aman.
“Sehingga itu sudah cukup menjadi modal untuk Investor bahwa di Indonesia relatif aman. Untuk investor kawasan industri tentu akan melihat kondisi tahun politik," ujar Sindi, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Bila melihat tahun politik di 2019, tingkat penyerapan kawasan industri justru meningkat dibandingkan 2018.
“Satu karna aman, kedua juga untuk deal-deal penjualan lahan kawasan industri, itu butuh waktu yang tidak sedikit. Kalau bisa deal satu tahun saja sudah sangat bagus gitu ya. Tetapi, kalau untuk lahan-lahan besar, bisa jadi satu tahun tidak cukup.”, jelas Sindi.
Dalam dunia industri sendiri, semuanya juga jangka panjang. Tidak bisa dipatahkan hanya karena faktor pemilu saja.
Demikian juga pada sektor ritel. Mereka akan jauh lebih menyesuaikan dengan suasana politik karena tidak terlalu memiliki pengaruh banyak ke tahun politik itu sendiri.
“Menikmati pertumbuhan konsumsi, private consumption, dari yang merchandise pemilu, untuk pilpres. Kemudian ruang-ruang meeting di hotel akan penuh karena ada rapat-rapat khusus yang harus dilakukan, itu pasti roda ekonomi akan lebih berputar," tutur Sindi.
(Feby Novalius)