Situasi ini menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan karbon di Indonesia. Harga unit karbon SPE-GRK milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tetap stabil di Rp77.000 per unit karbon, menunjukkan kurangnya pertumbuhan yang signifikan di pasar ini.
2. Kemorosotan Tajam
Kondisinya semakin sulit dengan dua hari berturut-turut tanpa transaksi yang tercatat pada Rabu (27/9/2023) dan Jumat (29/9/2023).
Hal ini kontras dengan hari pertama peluncuran yang menyaksikan aktivitas perdagangan yang sangat ramai. Kemerosotan tajam dalam aktivitas perdagangan ini menjadi sorotan utama dan membawa pertanyaan besar tentang keberhasilan IDXCarbon di masa mendatang.
3. Pendanaan Terhenti
Ketidakaktifan perdagangan di IDXCarbon menciptakan dua dampak utama. Pertama, hal ini menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan karbon di Indonesia, mengingat pasar ini belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang signifikan. Kedua, dampak yang lebih dalam adalah berdampak pada pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk proyek penurunan emisi di sektor energi, limbah, dan proses industri.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 tahun 2022. Keberhasilan pasar karbon ini adalah kunci dalam pencapaian target penurunan emisi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
4. Upaya Sosialisasi Intensif
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, menjadi salah satu tokoh utama dalam upaya meningkatkan likuiditas di IDXCarbon. Ia secara aktif terlibat dalam sosialisasi dan pertemuan dengan berbagai perusahaan potensial.
Upaya ini menjadi kunci untuk membangun kepercayaan dan minat dalam perdagangan karbon di pasar yang saat ini masih sepi. Langkah-langkah ini akan sangat menentukan dalam menarik lebih banyak pemangku kepentingan untuk berpartisipasi di pasar ini.
5. Pengguna Jasa yang Terbatas
IDXCarbon saat ini hanya memiliki 16 pengguna jasa yang terdaftar, sebuah jumlah yang masih jauh dari ekspektasi awal. Keterbatasan jumlah pengguna jasa ini membatasi aktivitas perdagangan di pasar karbon.
Namun, Jeffrey optimis bahwa dengan usaha yang keras dan efektif dalam sosialisasi, jumlah pengguna jasa ini akan meningkat seiring dengan berkembangnya pasar dan pemahaman tentang manfaat dari perdagangan karbon.
6. Harapan untuk Masa Depan
Meskipun pasar bursa karbon di Indonesia masih sepi, harapan untuk masa depan tetap tinggi. Para pelaku pasar dan pemerintah yakin bahwa IDXCarbon akan menjadi pusat perdagangan yang lebih aktif dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim di masa mendatang.
Meskipun begitu, keyakinan akan potensi pasar karbon di Indonesia tetap kuat. Dengan upaya sosialisasi yang lebih gencar dan dukungan dari perusahaan-perusahaan, harapan terhadap kemajuan IDXCarbon terus menjadi fokus untuk mencapai tujuan mitigasi perubahan iklim di masa mendatang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)