JAKARTA - Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IIAS) menyebut industri besi dan baja Indonesia akan mengalami pertumbuhan beberapa waktu ke depan. Meskipun saat ini kondisi industri baja secara global sedang melemah.
Ketua IISA Purwono Widodo mengatakan Industri baja Indonesia akan mengalami pertumbuhan lantaran saat ini pemerintah Indonesia sedang giat melakukan berbagai proyek pembangunan infrastruktur.
Salah satunya yakni proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan juga proyek pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
"Kesempatan untuk tumbuh lebih besar dan kami masih yakinlah. Apalagi dengan adanya proyek infrastruktur di kuartal 4 yang habis-habisan ya, terutama di IKN itu sangat kekurangan suplainya," katanya, Senin (23/10/2023).
Dia berharap kepada pimpinan proyek IKN dan proyek di Indonesia untuk memberikan tambahan porsi bagi industri baja dalam negeri.
"Selanjutnya kita bisa bicara dengan para pimpinan proyek untuk bagaimana memberikan ekslasi yang win-win," katanya.
Meski begitu, Purwono mengatakan industri ini masih menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya adalah belum seimbangnya kapasitas produksi industri hulu, industri antara (intermediate) dan industri hilir.
Untuk industri hulu, semi finished products seperti slab dan billet, saat ini kapasitas produksi nasional masih belum dapat mencukupi kebutuhan domestik sehingga masih dipenuhi melalui impor.
Selanjutnya untuk industri antara (intermediate) yaitu flat product seperti Hot Rolled Coil (HRC) kapasitasnya sudah mencukupi dengan adanya HSM#1 dan HSM#2 dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Posco.
Untuk long product seperti Wire Rod saat ini masih belum terutilisasi dengan baik karena masih banyak masuk produk impor. Demikian juga pada industri Hilir, dimana masih banyaknya produk impor yang masuk khususnya untuk produk Coated Sheet.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)