Harga Pangan Naik, Pedagang: Saat Ini Benar-Benar Susah

Ikhsan Permana, Jurnalis
Kamis 02 November 2023 14:45 WIB
Harga Pangan Naik (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Sejumlah masyarakat mengeluhkan kenaikan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok mulai dari beras hingga cabai rawit merah.

Salah satunya pedagang sayuran bernama Suryani (55) mengaku sedang menghadapi kondisi yang sangat sulit. Di tengah melonjaknya sejumlah harga kebutuhan pokok, jualannya justru semakin merosot.

"Saat ini, yang sekarang sedang susah, saat sekarang ini benar-benar memang lagi susah, sulit," kata Suryani saat ditemui di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2023).

Suryani menuturkan semakin hari dagangannya semakin sepi pembeli, bahkan ia menyebut langganannya paling hanya tersisa 40%. Selain daya beli masyarakat yang semakin menurun, Suryani juga tak sanggup menghadapi persaingan dagang yang semakin ketat.

"Wah pendapatan jauh, pokoknya sekarang itu istilahnya hanya 40% pelanggan dari dulu, jauh pokoknya. Udah susah sekarang, udah sulit banget pokoknya, kondisi udah sangat memprihatinkan lah," ujarnya.

Meski demikian, Suryani terpaksa harus terus berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebab dirinya sudah menyandang status janda sejak tahun 2006, kala itu suaminya meninggal karena terlibat sebuah kecelakaan. Saat itu ia harus menanggung tiga orang anaknya, dua masih duduk di bangku sekolah dab satunya masih berusia 3 bulan.

Oleh karena itu, berdagang menjadi penghasilan utama Suryani semenjak ditinggal suami. Terbukti Suryani bisa membiayai anaknya sekolah hingga menabung dan membangun beberapa unit kontrakkan. Namun kondisi sekarang membuat penghasilan Suryani dari berdagang semakin anjlok bahkan sering kali dirinya nombok untuk belanja.

"Nggak ketutup sama sekali dari hasil jualan, kalau nggak dari pendapatan yang lain nggak bakalan bisa. Di waktu dulunya istilahnya kita kan menabung sedikit-sedikit, saya bikin kontrakan bisa buat sampai sekarang biayain hidup saya, dari saya ditinggal suami dari 2006 anak saya 3," jelasnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Fitri (46) seorang ibu rumah tangga menyatakan kenaikan harga komoditas pangan mulai dari beras hingga cabai rawit merah membuat Fitri harus serba irit.

"Berat sih (kenaikan harga pangan)," keluh Fitri.

Yang paling membuat Fitri merasa berat adalah harga beras yang tak kunjung turun, padahal menurutnya beras adalah makanan pokok yang harus selalu ada.

"Beras apalagi, itu kebutuhan pokok yang harus dimakan, kalau nggak makan beras itu ya kurang merasa kenyang," katanya.

Untuk membantu penghasilan suami yang bekerja sebagai karyawan swasta, Fitri membuka usaha rumahan kerupuk peyek. Namun omzet dagangannya juga tengah menurun hingga 50% karena beberapa macam bumbu mengalami kenaikan harga mulai dari bawang merah hingga kacang tanah.

"Sekarang sih untungnya udah nipis, karena kan harganya naiknya bisa 25%, bisa 20% itu kan ngurangin keuntungan kita. Itu bahkan bisa sampai 50% (penurunan omzet)," ungkap Fitri.

Tanggungan anak kuliah juga menambah beban keuangan keluarga Fitri, alhasil seringkali Fitri rela hanya makan dengan lauk sambal ataupun garam agar semua kebutuhannya bisa tercukupi.

"Alhamdulillah sih saya merasa cukup, karena saya syukuri apa yang kita punya, walaupun ibarat kata nggak ada lebihnya tapi kebutuhan Alhamdulillah cukup," ucap Fitri

Meski demikian Fitri masih berharap pemerintah bisa memperhatikan harga pangan agar bisa kembali stabil.

"Harapannya mulai sekarang kebutuhan pokoknya stabil aja gitu," tegasnya.

Kondisi yang sama juga dialami oleh Bambang, seorang pengemudi taksi yang setiap harinya menjadi tulang punggung keluarga. Bambang merasa kenaikan harga sejumlah komoditas pangan menjadi beban tersendiri.

"Kita ini masyarakat kecil kalau apa-apa mahal kan beban, belum (biaya) anak sekolah," kata Bambang kepada MPI di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Meski demikian Bambang mengaku hanya bisa pasrah, sebab dirinya pun tidak tahu harus melayangkan protes kepada siapa. Ia lebih memilih fokus menjalankan pekerjaannya sebagai pengemudi taksi.

"Yang penting intinya saya nggak banyak protes, kita kerja nyari duit buat di rumah, nggak banyak ini, nggak banyak itu," ujarnya.

Hingga kini Bambang masih berharap pemerintah bisa mengambil tindakan agar harga bahan-bahan kebutuhan pokok bisa kembali stabil.

"Maunya sih kebutuhan pokok ini harusnya yang bisa terjangkau lah buat masyarakat kecil, baik beras, baik cabai, segala kebutuhan bahan pokok lah itu mudah-mudahan distabilkan," harapnya.

Senada dengan Bambang, seorang penjual Nasi Bebek Madura di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusar bernama Khoirul merasa berat dengan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.

"Sebagai masyarakat kecil kayak kita ini pedagang-pedagang sebenarnya sih berat kebutuhan pokok pada naik cabe beras pada mahal semua," ungkapnya.

Khoirul bercerita bahwa dirinya harus memutar otak agar jualannya tidak mengalami kerugian. Ia akhirnya memilih melakukan efisiensi saat berbelanja bahan dagangan.

"Kita mah harus pinter-pinter, muter-muter, kayak belanja harus bisa pinter sendiri lah biar kita-nya kebagian," tuturnya.

Khoirul juga berharap pemerintah bisa melihat dampak kenaikan harga bahan pokok kepada rakyat kecil, ia meminta agar pemerintah bisa membantu untuk menstabilkan harga.

"Mudah-mudahan cepat bisa stabil lagi lah harga-harga pokok, bahan-bahan, mudah-mudahan pemerintah bisa ngerti rakyat kecil, bisa stabil lagi," pungkasnya.

Berdasarkan Panel Harga Pangan National Food Agency (NFA) beberapa bulan terakhir, ada sejumlah komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga.

Pertama beras medium, kenaikan harga beras medium dimulai sejak Agustus 2023. Dari awalnya Rp10.780 per kg, di akhir Oktober 2023 harga rata-ratanya mencapai Rp13.220 per kg.

Begitupun dengan beras premium, sejak Agustus 2023 harga rata-ratanya masih di kisaran Rp13.000 per kg, namun harganya terus meningkat dan pada akhir Oktober menyentuh level Rp14.490 per kg.

Hal seruoa terjadi pada gula konsumsi, harganya terus merangkak naik, dari mulai harga rata-rata Rp14.760 pada Agustus 2023, hingga mencapai level Rp15.920 pasa akhir Oktober 2023.

Adapun harga cabai merah kriting mulai mengalami kenaikan sejak pertengahan september 2023 yang menyentuh harga rata-rata Rp40.190, namun pada akhir oktober harganya sudah melonjak menjadi Rp51.900 per kg.

Kenaikan harga yang paling parah terjadi pada komoditas cabai rawit merah. Pada pertengahan September 2023, harganya baru mencapai Rp34.450 per kg, namun di akhir Oktober 2023 meroket menjadi Rp67.080 per kg.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya