JAKARTA - Partai Perindo mengungkap tiga jurus utama menghadapi ancaman krisis pangan. Isu pangan tersebut pun juga ditanggapi secara serius oleh Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, guna memastikan ketersediaan pangan dalam lima tahun ke depan tetap terjaga.
Ketua DPP Perindo bidang Ketahanan Pangan dan Lingkungan Hidup Firda Riwu Kore mengatakan, ancaman krisis pangan telah mengakibatkan ketergantungan negara pada impor pangan yang mencapai nilai USD13,8 miliar pada 2023. Dia mengatakan hal tersebut berdasarkan kenaikan impor beras yang mencapai 785,5% pada 2023 dibandingkan 2022.
"Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya krisis pangan seperti perubahan iklim ekstrim, kekurangan tenaga kerja dan alih fungsi lahan yang lebih dominan ke arah pemukiman dan industri. Namun hal-hal di atas seharusnya dapat diatasi oleh pemerintah dengan tindakan-tindakan preventif maupun regulasi yang baik," ujar Firda saat dihubungi, Selasa (23/7/2024).
Firda pun mengungkapkan Perindo menyarankan tiga hal guna menjadi solusi bagi penyebab ancaman krisis pangan. Pertama guna menanggulangi perubahan iklim ekstrim, lanjut Firda, pemerintah dapat memetakan iklim yang disesuaikan dengan potensi produksi pangan secara efektif.
"Misalkan untuk iklim yang ekstrim, pemerintah dapat mengupayakan pemetaan iklim dan produksi pangan yang lebih masif pada kondisi cuaca yang baik," terang Firda.
Solusi kedua, Firda menuturkan pemerintah dapat membangkitkan gairah milenial dan Gen-Z untuk kembali tertarik pada lapangan pekerjaan di sektor pangan. Ia mencontohkan, pemberian upah yang lebih tinggi dibarengi insentif atas jaminan keberhasilan panen.