Di hadapan para delegasi AS, Luhut menegaskan bahwa Indonesia selalu membela kepentingan nasionalnya. Terutama memanfaatkan sumber daya alam (SDA) untuk kepentingan di Tanah Air.
Kendati begitu, pemerintah Indonesia tidak melarang adanya ekspor sumber daya alam, ketika kebutuhan di dalam negeri bisa terpenuhi. Salah satunya soal produk turunan biji nikel.
Indonesia dan Amerika Serikat (AS) baru saja menyepakati kerja sama critical mineral agreement (CMA). Lewat kesepakatan pasok mineral kritis itu, produk turunan biji nikel di Indonesia akan digunakan AS untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listriknya.
Tak hanya itu, Luhut juga memastikan Indonesia akan memanfaatkan rumput laut untuk mengatasi perubahan iklim saat ini.
“Dan kita juga jelaskan, saya juga jelaskan ke John Kerry, lihat sekarang, rumput laut, ya kita mau bikin itu jadi bagian daripada penanganan climate change,” kata dia.
“Kita punya yang alam ini memberikan ya, depleted reservoir, kita punya saline aquifer yang jumlahnya tuh hampir atau lebih dari 400 giga ton. Itu yang bisa di-inject CO2 ke dalamnya,” sambungnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)