Pemerintah Indonesia, lanjut dia, tidak melarang ekspor turunan biji ke luar negeri. Hanya saja, sumber daya itu diutamakan untuk hilirisasi di dalam negeri. Terutama, memenuhi kebutuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
“Kita tidak mem-banned seluruhnya nikel itu, tapi setelah turunan ke berapa ya silahkan saja, bebas. Tapi biarkan kita juga menikmati, rakyat Indonesia, sampai keturunan kedua atau ketiga nilai tambahnya,” papar Luhut.
Terkait hal tersebut, Luhut mengaku beberapa waktu lalu John Kerr, salah satunya utusan khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim, mengunjunginya di Singapura, ketika Luhut tengah menjalani masa pemulihan dari sakitnya.
“Tiga hari yang lalu misalnya John Kerry datang jenguk saya di Singapura, saya juga terus terang, jujur, saya siapa sih, kok sampai John Kerry minta betul supaya bisa ketemu saya. Tapi ujung-ujungnya adalah penghormatan mereka kepada Presiden Joko Widodo,” ucap Luhut.
“Saya juga bicara dengan Amos, pembantu dekat dari Presiden Joe Biden dan juga dengan National Security Advisor Jack Sullivan, maupun dengan pembantu-pembantu Presiden Biden yang lain. Yang intinya sebenarnya jelasin, Indonesia itu sebenarnya masalah survival saja,” lanjutnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)