PADALARANG - Nilai tukar rupiah diprediksi akan melemah dibandingkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) hingga tahun depan. Hal itu juga bergantung pada ekonomi China yang mungkin tumbuh, maka bisa memulihkan negara tetangga.
Pengamat Pasar Uang, Junito Ahmad Haryono mengatakan, likuiditas dan kebijakan moneter masih akan ketat di tahun depan. Namun ada secercah harapan perputaran uang yang besar yaitu melalui pemilu.
"Catatan kedua, monetary bias remain tighten, ada pemilu 2024 ini mungkin kasarnya sekitar Rp150 triliun uang akan bergerak, secara tunai ini ada di dalam sistem BI dan bergerak, diharapkan bisa mendorong konsumsi," kata pengamat yang kerap disapa Tomi ini dalam Media Gathering Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Padalarang, Kamis (23/11/2023).
Meski ada pemilu, menurut Tomi volatilitas akan menjadi tantangan perbankan. "Inflasi di AS naik terus, dolarnya makin strong," ujarnya.
Beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah, akan mencari keseimbangan baru di tengah tingginya the greenback. Ancaman lain adalah ketegangan geopolitik yang belum mereda.