JAKARTA - Wall Street berakhir beragam pada akhir pekan Jumat (25/11/2023). Sesi perdagangan yang singkat usai libur Thanksgiving membuat transaksi cukup sepi, ditambah fokus investor terhadap periode musiman Black Friday yang memberikan diskon belanja besar-besaran.
Dow Jones Industrial Average naik 0,31% menjadi 35.390,15, S&P 500 menguat 0,06% di 4.559,34, sedangkan Nasdaq Composite anjlok 0,11% di level 14.250,86.
Nasdaq sedikit tertekan akibat melemahnya sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar. Secara historis, ketiga indeks masih mencatatkan kenaikan mingguan.
Pelaku usaha ritel berupaya menarik jutaan pembali, dengan menawarkan diskon besar dalam momen yang disebut ‘Black Friday’, sehari setelah libur Thanksgiving di AS. Analis melihat tingkat pembelian konsumen masih cukup rendah.
“Konsumen saat ini sangat berhemat, dan meskipun mereka ingin berbelanja, mereka cari penawaran yang murah,” kata Ekonom Spartan Capital, Peter Cardillo, dilansir Reuters, Sabtu (25/11/2023).
Survei National Retail Federation (NRF) mencatat bahwa konsumen AS diperkirakan menghabiskan rata-rata USD875 pada momen liburan tahun ini. Proyeksi ini meningkat 5% secara tahunan.
Purchasing Manager Index (PMI) S&P Global menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS masih cukup stabil pada November ini, kendati ada kontraksi lapangan kerja di sektor swasta untuk pertama kalinya selama 3 tahun terakhir. Ini dinilai merupakan dampak dari kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve.
Pekan depan pelaku pasar bakal bersiap menyambut angka produk domestik bruto (PDB) kuartalan, diikuti laporan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) sebagia ukuran untuk menakar keputusan suku bunga The Fed bulan depan.
(Taufik Fajar)